Kamis, 23 Mei 2013

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ( SLB - C TUNA GRAHITA )



Tuna Grahita adalah keterbatasan substansial dalam memfungsikan diri. Keterbatasan ini ditandai dengan terbatasnya kemampuan fungsi kecerdasan yang terletak dibawah rata-rata (IQ 70 atau kurang). Disebut Tuna Grahita bila manifestasinya terjadi pada usia dibawah 18 tahun.

Berdasarkan klasifikasi AAMR, maka Tuna Grahita ini bisa di golongkan sebagai berikut :

1.1 Golongan Tuna Grahita yang ringan yaitu mereka yang masih bisa dididik
Pada masa dewasanya kelak, usia mental yang bisa mereka capai setara dengan anak usia 8 tahun hingga usia 10 tahun 9 bulan.Dengan rentang IQ  antara 55 hingga 69. Pada usia 1 hingga 5 tahun, mereka sulit dibedakan dari anak-anak normal, sp ketika mereka   menjadi besar. Biasanya mampu mengembangkan ketrampilan komunikasi dan mampu mengembangkan ketrampilan sosial. Kadang-kadang pada usia dibawah 5 tahun mereka menunjukkan sedikit kesulitan sensorimotor. Pada usia 6 hingga 21 tahun, mereka masih bisa mempelajari ketrampilan-ketrampilan akademik hingga kelas 6 SD pada akhir usia remaja,pada umumnya sulit mengikuti pendidikan lanjutan,memerlukan pendidikan khusus.

1.2 Tuna Grahita golongan moderate,masih bisa dilatih (mampu latih).

Kecerdasannya terletak sekitar 40 hingga 51, pada usia dewasa usia mentalnya setara anak usia 5 tahun 7 bulan hingga 8 tahun 2 bulan.Biasanya antara usia 1 hingga usia 5 tahun mereka bisa berbicara atau bisa belajar berkomunikasi, memiliki kesadaran sosial yang buruk,  perkembangan motor yang tidak terlalu baik,  bisa diajari untuk merawat diri sendiri, dan bisa
mengelola dirinya dengan super vivi dari orang dewasa. Pada akhir usia remaja dia bisa menyelesaikan pendidikan hingga setara kelas 4 SD bila diajarkan secara khusus.

1.3 Tuna Grahita yang tergolong parah, atau yang sering disebut sebagai Tuna Grahita yang mampu latih tapi tergantung pada orang lain.

Rentang IQnya terletak antara 25 hingga 39.  Pada masa dewasanya dia memiliki usia mental setara anak usia 3 tahun 2 bulan hingga 5 tahun 6 bulan. Biasanya perkembangan motoriknya buruk, bicaranya amat minim,  biasanya sulit dilatih agar bisa merawat diri sendiri (harus dibantu),s eringkali tidak memiliki ketrampilan berkomunikasi.

Media Serta Asas Pembelajaran Bagi Anak Tunagrahita

Alat Bantu pelajaran penting diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai.

karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita antara lain.
·       Warna. Tidak terlalu menyolok
·       Garis dan bentuk tidak boleh abstrak
Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tuna grahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.
Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak tunagrahita, harus benar-benar selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang ada pada masing-masing anak.     
Media pembelajaran merupakan suatu  elemen penting yang tidak dapat terpisahkan dari proses pembelajaran secara keseluruhan dan dapat lebih meningkatkan kualitas belajar siswa, kualitas mengajar guru, di samping itu dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran baik di sekolah umum maupun di SLB termasuk bagi anak-anak tunagrahita.
Untuk itu sudah sewajarnya bila dalam proses pembelajaran media pembelajaran harus benar-benar direncanakan dan  digunakan dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru.
Tingkat imajinasi pada tiap anak pasti berbeda. Ada yang berada pada titik biasa hingga luar biasa. Tak ubahnya TG, pengembangan imajinasi mereka harus tetap terarah.
Mengembangkan imajinasi anak TG dapat dilakukan dengan jenis permainan seperti drama. Menggambar bebas pun dapat menjadi salah satu alternatif. Contoh lain adalah membentuk pasir dan tanah liat.
Intinya, permainan yang akan diterapkan harus diserahkan sepenuhnya pada si anak. Biarkan imajinasi si anak yang membawa permainan dari awal hingga akhir. Contoh yang paling mudah dilakukan sendiri adalah menggambar bebas. Setiap anak pasti memiliki deskripsi tertulis tentang apa yang menjadi pikiran dan perasaan mereka.
Alat yang digunakan dalam menggambar bebas tentu sangat sederhana dan mudah didapat. Cukup sediakan kertas polos kosong (buku gambar) dapat pula menggunakan kanvas. Sebagai pewarna, gunakan cat air, cat minyak, atau alat mewarna lainya. Tak perlu mahal, yang terpenting adalah proses awal dan akhir.
Pelaksanaannya mudah, langkah awal adalah memberikan pengertian kepada si anak apa yang akan dilakukan dengan alat menggambar tersebut. Menanyakan apa kegemaran atau apa yang telah dilakukan si anak pun dapat menjadi awal untuk si anak mendeskripsikan dalam bentuk gambar.
Biarkan si anak memenuhi media kosong tersebut. Tetap dampingi, jika memungkinkan temani si anak menggambar dengan media terpisah. Sembari menggambar, lakukan dialog. Misalnya kenapa buah jerukmu warnanya merah bukan kuning, atau lihat gambar ibu mirip sepatu ayah ya .
Asas pengajaran yang di terapkan kepada siswa Tuna Grahita adalah sebagai berikut:

1.     Asas keperagaan
Karena anak tuna grahita sangat lambat daya tangkapnya maka penggunaan alat bantu mengajar sangat bermanfaat. Manfaat penggunaan alat peraga bagi anak tuna grahita yaitu untuk menarik minat anak untuk belajar agar anak tidak cepat bosan karena anak tuna grahita cepat sekali bosan dalam menerima pelajaran, mencegah verbalisme yaitu anak hanya tahu kata-kata tanpa mengerti maksudnya anak tuna grahita sering menirukan apa yang didengar atau dikatakan oleh temannya padahal mereka tidak tahu maksud yang dikatakan tersebut, dengan alat peraga pengalaman anak akan diberikan secara baik yaitu dari yang paling kongkret menuju ke hal yang kongkret akhirnya ke hal-hal yang abstrak, anak akan mendapat pengertian yang mendalam.




1.     Asas Kehidupan Kongkret
Di dalam penerapan asas ini anak diperlihatkan dengan benda atau dengan situasi yang sesungguhnya, kemudian dijelaskan pula penggunaan atau kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari.

2.     Asas Sosialisasi
Bersosialisasi penting sekali bagi anak tuna grahita. anak tuna grahita harus belajar mewujudkan dirinya sendiri dan diharapkan anak merasa bahwa dirinya punya pribadi yang ada persamaan dan perbedaan dengan pribadi yang lain.

3.     Asas Skala Perkembangan Mental
Mengingat bahwa anak tuna grahita mempunyai keterbelakangan dalam kemampuan berpikir, akibatnya ada anak yang mempunyai umur kalender lebih banyak, sedang umur mentalnya dibawah umur kalendernya. Oleh sebab itu dalam pengajaran diterapkan asas skala perkembangan mental. Asas ini berhubungan dengan penempatan anak di dalam kelas-kelas

4.     Asas Individual
Maksud asas individual yaitu pemberian bantuan atau bimbingan kepada seseorang sesuai dengan kemampuannya agar dapat belajar dengan baik. Asas ini penting sekali bagi anak tuna grahita dikarenakan kemampuannya yang terbatas sehingga menghambat perkembangan kepribadian. Oleh karena itulah perlu pengajaran individual. Karena selain kemampuan yang terbatas, anak tuna grahita cenderung terganggu emosinya/ emosi tidak stabil dimana hal ini merupakan penghambat, maka perlu pengajaran individual guna mencari sebab dan cara mengurangi gangguan tersebut.


STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH KHUSUS TUNAGRAHITA.

                Struktur ini merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kedalam muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran. Pada kurikulum ini dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai pesarta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi kelulusan yang termuat permen 22, 23 dan panduan pelaksanaan yang termuat dalam permen 24 Tahun 2006.

Struktur Kurikulum SDLB Tunagrahita Ringan dan Tunagrahita Sedang.

Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu

I, II, dan III
IV , V dan VI
A. Mata Pelajaran.
     1. Pendidikan Agama.      .       



     2. P K N.


     29 – 32
(pendekatan
    Tematik ).
      
        
  30
  ( Pendekatan Tematik)
     3. Bahasa Indonesia
     4. Matematika        
     5. Ilmu Pengetahuan Alam.
     6. Ilmu Pengetahuan Sosial.
     7. Seni Budaya dan Ketrampilan.
     8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
         Kesehatan.
2
               2
 B. Muatan Lokal.
2
               2
 C. Program Khusus.
2
               2
 D. Pengembangan Diri
2

                 Jumlah
      29 - 32
             34



Struktur Kurikulum SMPLB Tunagrahita Ringan dan Tunagrahita Sedang

Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
VIII
VIII
IX
A. Mata Pelajaran
      1. Pendidikan Agama


10
(pende
Katan
Tematik)









10
(pende
Katan
Tematik)









10
(pende
Katan
Tematik)







      2. Pendidikan         Kewarganegaraan
      3. Bahasa Indonesia
      4. Bahasa Inggris
      5. Matematika
      6. Ilmu Pengetahuan Sosial
      7. Ilmu Pengetahuan Alam
      8. Seni Budaya
     9. Pendidikan Jasmani, Olah             raga  
         dan Kesehatan.
     10. KetrampilanVokasional/   Teknologi Informasi dan Komunikasi.
20

20

20

B. Muatan Lokal
2
2
2
C. Program Khusus
2
2
2
D. Pengembangan Diri
2
2
2

    Jumlah  

36

36

36


Struktur Kurikulum SMALB Tunagrahita Ringan dan Tunagrahita Sedang.

Komponen
Kelas dan Alokasi Waktu
X
XI
XII
A. Mata Pelajaran
     1. Pendidikan Agama



10
(pende
Katan
Tematik)







10
(pende
Katan
tematik







10
(pende
Katan
Tematik)




     2. Pendidikan Kewarganegaraan
     3. Bahasa Indonesia.
     4. Bahasa Inggris
     5. Matematika.
     6. Ilmu Pengetahuan Sosial.
     7. Ilmu Pengetahuan Alam
     8. Seni Budaya.
     9. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan
         Kesehatan.
   10. Ketrampilan Vokasional/Teknologi
         Informasi dan Komunikasi ).

24

24

24
  B. Muatan Lokal.
2
2
2
  C. Program Khusus.
2
2
2
  D. Pengembangan Diri.
2
2
2
             
                   Jumlah  

36
36
36

 Penjelasan di atas adalah hasil diaskusi dari kelompok kami pada matakuliah Psikologi Pendidikan yang kami ambil dari beberapa sumber seperti buku pengantar psikologi pendidikan ( Santrock) dan Wikipedia.berikut nama anggota kelompok ( BRENDA ,NIRMAY,HILLARY,EVASARI,MARIANNA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar