Minggu, 13 April 2014

LAPORAN WAWANCARA GURU


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu (Sudarwan,2013). Seni mengajar hanya terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang dilaksanakan berada di bawah bimbingan guru. Guru adalah orang yang bertugas untuk mendidik serta mengajar dalam mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara formal maupun nonformal. 
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu berbicara sederhana, berpengetahuan luas, menginspirasi agar siswa dapat memahami, mengevaluasi, dan mengenali kebenaran. Yang menjadi kepentingan guru adalah bagaimana siswanya dapat menjadi pembelajar yang baik. Guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan, serta bagaimana mereka mampu menjadi pembelajar yang kontinyu.
Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebagai dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya bagaimana pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam mengajar, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar.
            Dalam kesempatan ini, penulis melakukan wawancara terhadap seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk melihat pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar.



1.2.Tujuan
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.      Bagaimana pandangan guru terhadap pendidikan?
2.      Apa motivasi yang mendasarinya dalam mengajar?
3.      Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta didik?
4.      Apa filosofi guru dalam mengajar?
5.      Pendekatan seperti apa yang digunakan guru dalam mengajar?
  

BAB 2
HASIL WAWANCARA
            Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 10 April 2014 bertempat di Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan. Waktu yang digunakan sekitar 1 jam, yaitu dari pukul 20.45 sampai dengan pukul 21.38. Berikut adalah hasil wawancara yang didapatkan.
2.1.      Identitas Guru
            Nama                                       : FN
            Jenis Kelamin                          : Perempuan
            Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 22 Maret 1980
            Alamat Rumah                        : Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan.
            Jabatan                                                : Supervisor dan Tenaga Pengajar
            Pendidikan Terakhir                : S1 Teknik Industri
            Lama Mengajar                       : 7 Tahun

2.2.      Jawaban untuk setiap pertanyaan

1.      Bagaimana pandangan anda terhadap pendidikan?
Saya memandang pendidikan sebagai salah satu hal penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupan begitu pula dengan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang saya geluti sekarang. Pendidikan ABK sangat bermanfaat untuk membantu anak menjadi seorang yang mandiri dalam menjalani kebutuhan pribadinya seperti mampu membersihkan diri, BAB di tempat yang tepat, makan sendiri, dll. Pendidikan ABK sangat berguna untuk anak agar tidak selamanya bergantung dengan oranglain (orangtua) sehingga berdasarkan pendidikan ini anak mampu mengatur perilakunya sendiri dalam berbagai situasi dan anak dapat memfungsikan dirinya sendiri agar dapat memberikan peran yang diinginkan masyarakat.

2.      Apa motivasi yang mendasari anda dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus?
Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru. Dilihat dari jurusan yang saya geluti di bangku perkuliahan sangat jauh hubungannya dengan guru. Saya kuliah di jurusan teknik setelah saya lulus sangat susah untuk saya mendapatkan pekerjaan. Kakak saya yang terlebih dahulu mengajar di salah satu lembaga PABK menawarkan kerja untuk bergabung dengan mereka disana. Karena saya belum mendapatkan pekerjaan saya menerima pekerjaan tersebut. Belajar dari kakak saya adalah modal utama saya mengajar. Awalnya sangat membosankan menjadi seorang guru ABK, ada perasaan takut dan tidak mampu, namun seiring berjalannya waktu saya mencintai pekerjaan ini dan saya mencintai anak-anak didalamnya. Atas dasar cinta dan kasih sayang inilah yang terus memotivasi saya untuk menjadi seorang guru dan berjuang untuk memajukan pendidikan ABK, yang menjadi reward tersendiri buat saya adalah ketika saya mampu membatu anak yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Contohnya dalam hal bertepuk tangan. Saya sangat bahagia ketika seorang anak yang tadinya tidak bisa bertepuk tangan menjadi bisa. Kebahagian orangtua melihat perubahan anaknya adalah hal yang juga mendorong saya untuk membatu anak-anak ini, disamping itu keluarga saya khususnya kakak saya juga mendukung saya.

3.      Bagaimana sudut pandang anda sebagai guru dalam melihat peserta didik?
Saya memandang peserta didik seperti anak saya sendiri, saya menyayangi mereka sehingga saya harus bertanggungjawab untuk membantu mereka dalam setiap kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam kesehariannya. Memang dibutuhkan kesabaran untuk bisa bertahan di kondisi ini namun atas dasar tanggungjawab inilah saya harus membantu mereka dan tetap bertahan disini. Motto saya disini adalah “beramal sambil cari uang” saya dapat menolong anak-anak agar dapat hidup mandiri dan saya digaji oleh pimpinan.

4.      Apa filosofi anda dalam mengajar?
Filosopi mengajar yang saya gunakan adalah mengajar dengan belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat dari seminar dan training yang disedikan sekolah, kunjungan-kunjungan ke sekolah lain, membaca buku di perpustakaan yang disediakan sekolah dan belajar dari kakak saya yang telah berpengalaman di bidang pendidikan ABK. Saya harus memahami semuanya karena setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Sehingga saya harus memahami setiap kondisinya.

6.      Pendekatan seperti apa yang anda gunakan dalam mengajar?
Pendekatan yang diterapkan untuk ABK jelas berbeda dengan pendidikan anak normal. Dalam pendidikan ABK pendekatatan yang digunakan adalah belajar sambil bermain, dan teknik ABA Lofas. Anak diberikan konsekuensi untuk setiap perilaku yang ditunjukkannya. Konsekuensi yang diberikan berbeda untuk setiap anak-anak tergantung pada apa yang anak butuhkan, inginkan, dan yang disukainya.

7.      Metode apa saja yang digunakan dalam mengajar ?
Metode yang digunakan tergantung kepada anak yang ditangani seperti apa dan apa yang dibutuhkan anak tersebut. Berbeda anak berbeda metode dan strategi yang diberikan. Ada yang menggunakan plaskat. Ketika diajarkan membaca ada yang membaca dengan didikte dan ada yang membaca secara global. Jadi tergantung dengan kebutuhan dan kesukaan anak.

8.      Bagaimana cara anda memotivasi anak ?
Saya pakai konsekuensi untuk memotivasi anak. Kalau anak berhasil menyelesaikan tugasnya saya akan memberikan reward namun ketika anak tidak berhasil saya tidak memberikan reward , tidak dibenarkan memberikan punishment. Contoh A suka dengan Doraemon, jika A berhasil menyelesaikan tugas dengan baik A mendapatkan stiker Doraemon namun ketika tidak berhasil A tidak diberikan stiker Doraemon. Satu hal yang harus diingat tidak boleh membandingkan anak yang satu dengan yang lain, saya rasa semua anak tidak boleh dibandingkan.

9.      Evaluasi seperti apa yang guru lakukan untuk anak ?
Berupa laporan perkembangan anak setiap bulan seperi anak yang tadinya tidak dapat mengancing bajunya menjadi bisa, dll, disini evaluasinya menggunakan tahapan bukan skor yang harus dicapai anak. Di pendidikan ini tidak ada ujian semester dan tidak ada ijazah karena anak adalah penyandang.

10.  Bagaimana interkasi antara anak pada proses pembelajaran?
Dalam hal berinteraksi ada beberapa tahapan yang dilalui anak seiring dengan perkembangan yang ditunjukkan setiap harinya. Tahap pertama itu ada interaksi one by one, dalam proses pembelajaran tentu tidak ada interaksi antara anak disini karena dalam proses pembelajarannya terdiri dari satu orang guru dan anak, tahapan kedua masuk classical yang dalam proses pembelajaran terdiri dari 3 anak, 1 guru, dan 1 shadow, kemudian 4 orang anak, 1 guru, dan 1 shadow, dst. Pada tahap ini memang terjadi interaksi antara satu anak dengan anak lain. Karena salah satu tujuan pendidikan ini juga membantu anak dalam bersosialisasi dan berperilaku dengan orang lain.

11.  Kesulitan-kesulitan yang sering anda alami selama proses pembelajaran?
Kesulitan pada awalnya banyak, namun sekarang sudah bisa diatasi karena saya sudah mengenai anak yang satu dengan yang lain dengan baik. Kesulitan yang paling terasa itu ketika anak tantrum namun kalau sudah dekat dan kenal dengan anak saya bisa mengetahui dan saya bisa mengatasinya.

12.   Media apa saja yang digunakan ?
Oh media banyak, ada plaskat (kartu), alat bermain, komputer (Tanya jawab sebagai media komunikasi, berhitung, photoscape) games di komputer hanya sebagai reward untuk anak ketika bisa mengerjakan tugasnya, alat music (gitar,piano,dll). Dalam penggunaan media didasarkan oleh bakat dan kebutuhan anak juga.

13.  Apakah anda mengetahui seluruh nama anak?
Ya jelas saya harus tau, dalam berkomunikasi saya harus menyebut nama anak. Bagaimana saya bisa sayang mereka kalau saya tidak mengenal mereka. Intinya mengetahui nama mereka dan menggunakan nama saat berkomunikasi itu penting.

14.  Selain dari semua yang anda jelaskan, apalagi yang diperlukan untuk menjadi guru ABK?
Dalam mengajar ABK kita harus kreatif, menciptakan lingkungan yang rame untuk anak sehingga suasana menjadi hidup dan anak menjadi semangat. Dalam menyampaikan materi juga guru harus jelas dan konkret. Contoh : Berlimbing
Saya harus menunjukkan belimbing itu kepada anak, memperkenalkan warna belimbing kuning, rasanya manis (anak disuruh merasakannya sendiri sehingga anak tau manis itu seperti apa). Intinya Konkret jangan abstrak nanti anak bisa bingung. Disini kita belajar hal-hal yang sederhana namun sangat bermanfaat dan sangat sulit untuk dijalankan oleh Anak Berkebutuhan Khusus.




BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.      Seni dan Ilmu Mengajar
            Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransfromasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. FN telah menjalankan perannya sebagai pengajar yang mampu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didiknya dengan menggunakan media tertentu. Seperti belajar mengedit foto dengan menggunakan aplikasi komputer “Fhotoscape”. FN yang perannya sebagai guru tidak didasari dengan ilmu guru yang dipelajari sebelumnya, namun FN belajar mendapatkan ilmu mengajar tersebut dari kemaunnya untuk membaca, bertanya kepada kakaknya, mengikuti seminar, dan training.

3.1.1.   Sosok Guru yang Baik
1.      Mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama
Sebagai seorang guru, FN harus mengingat nama anak yang diajarnya karena dalam berkomunikasi menyebutkan nama sangat penting. FN sebagai guru telah mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama.
2.      Menerima salam dari rekan dan siswanya secara menyenangkan
Membalas salam dan menerima salam dari rekan dan siswa adalah salah satu feedback dalam berkomunikasi. FN menerapkan ini dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
3.      Memainkan peran yang berbeda pada suasana dan kepentingan yang berbeda
Seorang guru ABK ataupun guru normal harus mampu menjadi seorang yang kreatif . FN mampu memainkan peran yang berbeda pada suasana dan kepentingan yang berbeda. Contoh : Ketika mengajar anak Hiperkatif FN berperilaku seperti apa, dsb.
4.      Mengingat sesuatu yang sebelumnya dikhawatirkan oleh siswa dan menanyakan  tentang hal itu kepada siswanya sebelum keluhan mereka muncul.
FN menyatakan seorang guru harus peka, siap siaga, dan memang harus mengingat sesuatu yang mengkhawatirkan peserta didiknya. FN telah mengenal peserta didiknya dengan baik sehingga FN mengingat apa-apa saja yang dikawatirkan anak, dan  disenangi anak.
5.      Menolak tindakan sarkastik jika melucu atau berkelakar kepada rekan dan siswanya
Jelas diterapkan FN.
6.      Tidak pernah membiarkan ucapan siswa dan rekannya mengarah pada penghinaan
FN mengajarkan peserta didik agar berperilaku sesuai dengan norma masyarakat, berusaha mengajarkan nilai-nilai yang dianut masyarakat agar anak diterima di kehidupan bermasyarakat. FN mencegah adanya ucapan siswa yang bermakna negatif (berupa penghinaan).
7.      Menceritakan kebenaran yang sebenarnya kepada siswa
Kejujuran dan kekongkritan adalah asupan utama yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus. Sehingga FN menerapkannya untuk peserta didik.

Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas guru yang baik (Dalam Sudarwan,2013) :
1.      Confidence
FN sangat percaya diri bisa bertahan mengajar ABK walau tidak mempunyai bekal di bidang itu.
2.      Patience
Anak yang menjadi objek pembelajaran FN adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental, anak yang memiliki gangguan. Kesabaran adalah kunci utama yang dilimiki FN untuk tetap setia dan bersemangat membantu anak tersebut, sabar dalam proses pembelajaran yang tidak segampang mengajar anak normal.
3.      True compassion for their students
Alasan FN bertahan dan memilih untuk tetap mengajar ABK adalah karena kasih sayang terhadap anak sudah melekat dalam dirinya. Sehingga kasih sayang sejati ini membuatnya tetap bersemanga mengajar.
4.      Understanding
Memiliki pemahaman yang benar tentang teknik mengajar selalu disempurnakan FN dengan belajar, mengikuti seminar yang berhunbungan dengan ABK, dll.
5.      The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way
FN melakukan cara yang berbeda karena tuntutan tugas memang mewajibkan FN untuk bisa memberikan pengajaran yang berbeda pada masing-masing anak.
6.      Dedication to excellence
Capaian yang baik dari peserta didik menjadi tujuan FN. Membantu anak yang tidak bisa mengancing baju karena keterbelakangan mental yang dialami adalah tanggung jawab FN untuk menolongnya.
7.      Unwavering support
FN teguh dalam memberikan dukungan kepada peserta didik sehingga FN menggunakan konsekuensi untuk memotivasi anak agar tetap berjuang menyelesaikan tugasnya.
8.      Willingness to help student achieve
Kesadaran untuk membantu siswa memang dirasakan FN, namun untuk membuat jadwal tambahan kepada anak tidak FN lakukan, karena kondisi ABK yang dalam pembelajarannya telah memiliki sekuen waktu yang telah ditentukan.
9.      Pride in student’s accomplishments
Prestasi anak adalah kebanggan bagi FN
10.  Passion for life
Tidak ditemukan selama proses wawancara.
Sehingga dari 10 top kualitas guru terbaik FN memiliki 9 dari 10 poin.

3.2.      Mengajar, dan Ahli Pedagogi
            Definisi
            Mengajar bermakna tindakan seseorang dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikendaki. Elemen-elemen yang terkait dengan kegiatan mengajar antara lain tujuan, bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar sebagai produknya.
FN sudah memenuhi elemen-elemen mengajar. Tujuan pengajaran adalah untuk membantu anak agar bisa hidup mandiri (tidak bergantung kepada keluarga/orangtua) dan dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum. Bahan ajar yang digunakan salah satunya berupa media (komputer, alat musik, alat bermain, objek nyata dari benda yang menjadi tema pembelajaran), interaksi antara guru dan anak tentu terjalin ketika proses pembelajaran berlangsung baik dalam kelas atau ruang bermain dan evaluasi dilakukan dengan melihat perekambangan yang ditunjukkan oleh anak.

Menginspirasi Siswa
            Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif, terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Seorang guru yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasanan belajar siswa, termasuk meningkatkan minat siswa. Konstribusi FN sangat memperngaruhi peserta didiknya dalam melaksanakan proses pembelajaran. FN menginspirasi anak untuk bisa tetap termotivaasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil kajian terhadap referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik keahlian sebagai berikut:

1.      Keahlian Pokok
a.       Menguasi materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar
b.      Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan mengenai materi pelajaran khusus
c.       Mendalamai secara kontinyu mata pelajaran, menganalisis situasi dan cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas
d.      Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkati dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang
e.       Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual
Berdasarkan hasil wawancara, kaakteeristik keahlian pokok yang dimililiki FN adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh yaitu pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dan metode pembelajaran seperti apa yang tepat digunakan dengan berbagai kondisi anak
b.      Menguasai materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar dengan mencari sumber lain seperti buku yang tersedia di perpustakaan, mengikuti seminar untuk menambah pengetahuan, dll.
c.       Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang, lembaga yang menjadi tempat FN dalam mengajar bukanlah sekolah yang berstandar kurikulum pemerintah jadi perkembangannya disini seputar perkembangan materi yang berhubungan dengan pendidikan ABK.
d.      Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan inteltual. Niat FN mengikuti seminar di luar sekolah adalah usaha FN untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berperilaku dan menjamin kemandirian anak. FN tidak fokus pada pengembangan intelektual melainkan pengembangan kemampuan anak untuk bisa berfungsi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

2.      Ahli Pedagogi
a.       Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Tujuan FN adalah membantu anak agar dapat hidup mandiri (tidak selalu bergantung pada keluarga) dan anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di anggota masyarakat.
b.      Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat siswa. Mengajar ABK adalah mengajar dengan terus memperhatikan perkembangan anak sekecil apapun secara kontinyu agar perlakuan dan pengajaran yang diberikan sesuai dan bermanfaat untuk pengembangan kehidupan anak.
c.       Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat. FN mengevaluasi dengan adil (sesuai dengan perkembangan yang ditunjukkan anak secara nyata), menilai secara cepat jarang digunakan karena ABK harus dinilai secara hati-hati karena perubahan-perubahan yang ditunjukkan anak adalah perubaha yang memerlukan ketelitian. Contoh : anak yang sudah di treatment agar mampu bertepuk tangan namun ternyata anak belum mampu juga, FN tidak bisa menilai secara cepat bahwa anak tersebut memang tidak bisa namun harus tetap menyelidi apa yang dirasakan anak setiap harinya.
d.      Mendorong siswa berpikir dan memberdayakan diri untuk menemukan kreativitas mereka sendiri. FN memberikan dampingan kepada anak untuk memberdayakan diri karena kondisi anak membutuhkan perhatian khusus namun ketika anak sudah dianggap mandiri, FN mengurangi pendampingan tetapi proses masi tetap di dalam jangkauan. Dalam menemukan kreativitas ABK gurulah yang secara aktif atau teliti melihat dan mengetahui kreativitas dan bakat anak sehingga guru dapat mengembangkannya melalui media yang disediakan.
e.       Memandu siswa berhasil melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka senidiri. Hal ini bisa dilihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
f.       Mempromosikan penemua siswa, penemuan siswa berupa gambar, hasil editan foto dari aplikasi komputer, karya musik yang dikerjakan dna diciptakan anak dipromosikan di lingkungan bermasyarakat seperti Festival, perlombaan edit foto, dll.
g.      Menunjukkan rasa komitmen yang kuat bagi komunitas akademis di samping keberhasilan pribadi salam kelas. FN memiliki komitmen yang kuat untuk membantu anak agar bisa berperilaku yang sesuai dengan nilai dan norma.
h.      Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa dengan memberikan konsekuensi secara konsisten. ABK adalah salah satu jenis anak yang dalam proses kehidupan seharinya hidup dengan kegiatan rutin sehingga kekonsistenan FN penting untuk memberikan kepastian perilaku yang ditunjukkan anak. ketika anak dapat mengerjakan tugas, anak berhak mendapatkan reward yang disepakati dan aturan ini relatif konsisten.
i.        Menemukan cara yang unik dan kretif untuk menghubungkan siswa satu dengan ayng lainnya. Cara yang kreatif adalah salah satu syararat yang FN lakukan untuk menarik fokus san perhatian ABK. Cara yang kreatif bukan hanya diperlukan dalam berjalannya proses pembelajaran, melainkan menghubungkan anak yang satu dengan yang lain karena FN harus mampu membuat anak yang satu mengharga anak yang lain dengan kondisi ketidaknormalan anak (kesulitan yang dialami anak).

BAB 4
KESIMPULAN

        Berdasarkan hasil wawancara, kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa motivasi mengajar yang terdapat pada FN pada awalnya memang tidak berdasarkan kemauannya karena menjadikan guru sebagai pilihan terakhir untuk pekerjaan namun siring berjalannya waktu FN merasakan kebahagian tersendiri ketika mengajar anak yang membuthkan perlakukan khusus seorang guru. FN memandang siswanya seperti anak sendiri yang butuh didikan, pembinaan, bantuan untuk anak yang tidak mampu menjalankan fungsunya secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat. FN memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka agar mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
        Dalam pebelajaran yang dilakukan, FN menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru karena yang menjadi objek pembelajaran adalah ABK yang memang dalam proses pembelajaran harus didampingi secara intens. Pembelajaran yang dilakukan memenuhi semua elemen-elemen pembelajaran antara lain, tujuan, bahan ajar, interaksi guru dengan siswa dengan perekat kemampuan pengolahan kelas dan evaluasi hasil belajar yang berdasarkan kemampuan anak secara individu dalam kemampuannya untuk naik dari level 1 ke 2, dst. Seperti one by one ke classical, dst.
        FN tergolong baik dalam kinerjanya sebagai seorang guru sebab FN memiliki sebagian besar karakteristik guru yang memiliki kualitas yang baik. FN adalah seorang guru yang menetapkan prinsip pedagogi dalam pengajarannya.



BAB 5
SARAN
1.      Sebelum melakukan wawancara, tentukan terlebih dahulu teori apa yang hendak digunakan sehingga info yang didapat dari wawancara singkron dengan landasan teori yang digunakan dan pewawancara mengetahui apa yang hendak digali dalam wawancara yang dilakukan.
2.      Buatlah pertanyaan terstruktur agar alur wawancaranya terstruktur juga.
3.      Gunakan Media perekam apabila mengalami kesulitan dalam menulis.

DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutatogi. Bandung: Alfabeta













Sabtu, 12 April 2014

HARAPAN

Dalam hidup harapan pasti ada..
Harapan untuk ini dan itu,
Ingin ini dan itu
Jangan ini dan itu.
Semua pernah, aku pun demikian..

Pernah berharap untuk kebaikan orang lain ?
Pernah, ya pernah..
Tetapi mungkin tidak sepenuhnya untuk oranglain,
Itu aku lakukan, ya ketika dia adalah temanku, keluargaku, atau pacarku,
emm
Dia yang tidak kau kenal disana "pernah ?
ya sesekali mungkin karena Iba..
Dari hati ?
atau Mata ?


Kamis, 10 April 2014

Everybody is kungfu fighting



 Everybody is Kungfu fighting

Everybody is kungfu fighting
Your mind becomes fast as lightning
Although the future is a little bit frightening
It's the book of your life that you're writing 

Setiap orang sedang bertarung kungfu
Pikiranmu menjadi secepat kilat
Walau masa depan sedikit mengkhawatirkan
Inilah lembaran hidupmu yang sedang kau tulis

You’re a diamond in the rough
A brilliant ball of clay
You can be a work of art
If you just go all the way

Kau adalah berlian yang belum diasah
Segumpal lumpur yang berkilauan
Kamu bisa menjadi maha karya
Jika kau mau melewati prosesnya

Now what would it take to break?
I believe that you can bend
Not only do you have to fight
But you have got to win

Apa lagi yang sekarang kamu tunggu?
Aku percaya kamu bisa melewatinya
Bukan hanya kau harus berjuang
Tapi kau harus menang

You are a natural
Why is it so hard to see?
Maybe it’s just because
you keep on looking at me

Kau adalah dirimu sendiri
Mengapa belum juga kau sadari?
Mungkin itu karena
Kau terus melihat orang lain

The journey’s a lonely one
So much more than we know
But, sometimes you’ve got to go
Go on and be your own hero.

Seringkali perjalanan ditempuh sendirian
Lebih dari yang kita bayangkan semula
Tapi kadang kau harus terus melangkah
Dan jadi pahlawan bagi dirimu sendiri

Download videonya di link ini : http://www.youtube.com/watch?v=u3aTU-IJ8c4

Sekedar berbagi,,, semoga makna dari setiap kalimat di atas semakin menguatkan kita untuk tetap bersemangat mewujudkan mimpi-mimpi kita :)

Sabtu, 05 April 2014

Pelaksanaan Pembelajaran Paedagogi



Kelompok 6

Esther A Gultom                      (12-051)
Nir May A Saragih                  (12-101)
M. Anggy Fajar Purba             (12-104)
Santha Rebecca H                   (12-106)



BAB 1
RANCANGAN PEMBELAJARAN
1.      LATAR BELAKANG
Sebagai bentuk aplikasi dari mata kuliah pedagogi, kami akan melakukan proses pembelajaran sesuai dengan prinsip pedagogi. Adapun yang menjadi prinsip pedagogi tersebut adalah kesatuan karakter ilmiah, ideologis dari proses pedagogis, hubungan pembelajaran dengan kehidupan, mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, penghormatan terhadap kepribadian siswa, kesatuan pengajaran, pendidikan, dan perkembangan proses, masing-masing subsistem aktivitas, komunikasi, dan kepribadian saling terkait satu sama lain (Addine, 2001). Dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan kelompok, tidak semua prinsip pedagogi yang dipaparkan di atas terlaksana dalam prosesnya, kelompok hanya menekankan pada beberapa prinsip saja karena waktu pembelajaran yang dilakukan relatif singkat.
Proses pembelajaran ini akan dilaksanakan oleh kelompok dengan pembagian tugas sebagai pengajar, pembimbing, dan pengamat serta anak-anak sebagai objek pembelajaran. Jumlah anak dalam pembelajaran ini sebanyak empat orang yaitu: Juan, Silviana, Stefanus dan Miracle. Latar belakang pendidikan ketiga anak yakni Juan, Silviana Stefanus merupakan siswa kelas dua SD dan Miracle siswa kelas satu SD.  
Berdasarkan wawancara singkat yang dilakukan oleh kelompok kepada orangtua setiap subjek didapatkan informasi bahwa ketiga anak tersebut ( Silviana, Stefanus, dan Juan) sedang mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dalam waktu seminggu dari tanggal 17 sampai dengan  22 Maret 2014. Orangtua memberikan saran kepada kelompok agar pembelajaran yang diberikan kelompok sebaiknya berhubungan dengan kegiatan yang dapat menyegarkan pikiran serta perasaan anak-anak yang baru saja menyelesaikan UTS. Hal ini dipandang baik oleh kelompok sehingga kelompok mengambil tema ‘belajar sambil berkreativitas’ untuk menyampaikan pembelajaran dengan konsep pedagogi ini.
Agar proses pembelajaran yang diberikan dinikmati oleh anak, kelompok memilih tema dan permainan yang sesuai dengan tahapan perkambangan anak .
a.       Perkembangan Motorik
1.Bermain plastisin
   Kemampuan anak dalam membentuk plastisin.
b.      Kemampuan bekerja dalam team
1.      Puzzle
·            Berlomba untuk menyusun puzzle yang disediakan bersama teman sekelompoknya.
·            Bagaimana cara anak dalam menyelesaikan masalah (thinking atau trial and error).
c.       Kemampuan kognitif (ingatan dan bahasa)
1.      Belajar membedakan binatang laut (hiu,lumba-lumba,paus) dengan menggunakan video.
2.      Memahami ciri-ciri setiap binatang laut yang ditampilkan dalam video.
3.      Menjelaskan bahasa inggris dari hasil kreasi plastisin yang dibuat anak didik di depan teman-teman yang lain
d.      Pengetahuan Umum
Games yang diberikan merupakan games yang berhubungan dengan pengetahuan umum. Judul gamesnya adalah “Siapakah aku ?”.
Kegiatan pembelajaran ini akan dilaksanakan dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali dengan durasi 60 menit setiap pertemuan. Setting tempat dalam proses pembelajaran adalah indoor. Lokasi ini merupakan rumah dari salah satu anak yang menjadi anak didik yang berada di Jl. Penerbangan Kompleks Perhubungan Medan. Fasilitas yang mendukung antara lain meja belajar, kursi, video ‘mengenal binatang laut’, alat-alat kreativitas seperti plastisin, puzzle, kertas, dan pulpen. Ruangan yang digunakan akan dihiasi dengan balon untuk menarik perhatian anak agar lebih semangat dalam mengikuti program pembelajaran.
Pada pertemuan pertama anak didik akan meciptakan kreasi dengan menggunakan plastisin. Kemudian pada pertemuan kedua kelompok akan menampilkan video ‘mengenal bintang laut’ kepada anak didik agar lewat video tersebut anak mampu mengetahui ciri-ciri binatang laut dan mampu membedakannya. Kelompok juga akan memberikan puzzle yang disesuaikan dengan video (binatang laut) yang telah ditampilkan agar anak lebih mengingat pengetahuan yang didapatkannya. Disini anak akan dibagi menjadi dua kelompok. Setiap kelompok akan terdiri dari dua orang. Tujuan dilakukannya pembagian kelompok adalah untuk melihat bagaimana kerja sama di antara anak dalam memecahkan masalah ketika menyusun puzzle.

















BAB 2
KONSEP RANCANGAN BELAJAR
1.      PEMBAGIAN SEKUEN PEMBELAJARAN
Kelompok kami akan mengadakan dua kali pertemuan dalam proses pengajaran yang dilakukan
Pertemuan I : Selasa, 1 April 2014
·         Perkenalan/Pendahuluan (15 Menit)
Kelompok akan memperkenalkan diri dan meminta peserta untuk memperkenalkan dirinya juga. Kemudian untuk mencairkan dan mengakrabkan suasana akan diadakan games dengan judul “Siapakah aku?”.  Reward pertama akan diberikan setelah games selesai sebagai reinforcement positif agar anak semakin semangat untuk memulai proses pembelajaran.
·         Inti (35 menit)
Pada tahap ini, kelompok akan memperkenalkan kreativitas yang akan dilakukan, pengarahan kegiatan, dan pelaksanaannya. Kreativitas yang akan dilaksanakan adalah membentuk plastisin sesuai dengan yang anak inginkan.
·         Penutup (10 menit)
Menjelaskan hasil dari apa yang telah anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari kinerja anak, mengajak anak bernyanyi bersama sebagai kegiatan untuk tetap mengakrabkan suasana antara kelompok dan anak agar anak merasa bahwa kelompok sekarang menjadi bagian dari mereka. Kelompok akan mengingatkan anak-anak jadwal pertemuan selanjutnya, dan pada akhirnya kita memberikan reward sebagai penutup.
Pertemuan II : Rabu, 2 april 2014
·         Pendahuluan (10 menit)
Pada tahap ini, kelompok akan bertanya kabar anak-anak terlebih dahulu. Lalu kelompok dan anak-anak akan bernyanyi bersama sesuai dengan lagu yang dapat dinyanyikan oleh anak-anak semuanya sebelum memulai pembelajaran. Lagu tersebut berjudul “lulalulali”

·         Inti (35 menit)
Pada tahap ini, kelompok akan menampilkan sebuah video tentang binatang laut kepada anak-anak dengan durasi sekitar 8 menit. Ketika selesai ditampilkan, kelompok akan menjelaskan kembali video tersebut dan bertanya apakah anak-anak mengerti apa yang disampaikan. Setelah itu, kelompok akan memberikan puzzle untuk diselesaikan oleh anak-anak. Puzzle yang diberikan disesuaikan dengan binatang laut yang telah disampaikan lewat video sebelumnya sehingga anak-anak lebih mudah mengingat pelajaran dari video tersebut. Disini anak-anak dibagi menjadi dua kelompok. Tiap kelompok terdiri dari dua orang. Bagi kelompok yang menyelesaikan puzzle terlebih dahulu akan menjadi pemenangnya, dan akan diberikan reward.
·         Penutup (15 menit)
Sebelum mengakhiri pembelajaran, kelompok akan menjelaskan hasil dari apa yang telah anak lakukan (manfaat), mengapresiasikan hasil dari kinerja anak. Kelompok juga akan mengajak anak untuk bernyanyi bersama, dan meminta anak untuk menyampaikan kesan dan pesan selama proses pembelajaran. Membagikan Puzzle yang telah mereka kerjakan dan memberikan bingkisan kepada anak sebagai tanda terimakasih atas kesediaan mereka.

2.      PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK
Pertemuan I:
1.      Nirmay
a.       Pembuka, menyapa anak-anak
b.      Memperkenalkan anggota kelompok
c.       Meminta anak didik untuk memperkenalkan diri dan cita-citanya.
d.      Membawakan games.
e.       Mendampingi anak ketika membuat plastisin
2.      Esther
a.       Memperkenalkan plastisin
b.      Menjelaskan apa yang akan dilakukan anak didik
c.       Memeberi contoh dalam membentuk plastisin
d.      Menyuruh anak didik untuk membentuk plastisin sesuai dengan keinginan mereka masing-masing.
3.      M. Anggy
a.       Menjelaskan hasil dari yang telah dilakukan anak.
b.      Mendampingi anak ketika membuat plastisin
4.      Santha
a.   Observer         

Pertemuan II
1.      Esther
a.       Menanyakan kabar dan bernyanyi bersama
b.      Membagikan hasil kreasi dan mebagikan reward
2.      Nirmay
a.       Menjelaskan apa yang ada di video yang ditampilkan
b.      Bertanya kepada anak didik megenai video yang ditampilkan
c.       Memberikan rangkuman untuk anak didik agar mampu mengingat ciri-ciri dari bintang laut yang dipelajari sehingga anak mudah membedakannya.
d.      Mendampingi anak didik dalam menyusun puzzle
3.      Santha
a.       Membawakan sesi bermian puzzle
b.      Menjelaskan prosedur pengerjaannya.
c.       Menjelaskan hasil yang telah dikerjakan/disusun oleh anak
d.      Mendampingi anak ketika menyusun puzzle
4.      M.Anggi
a.       Observer
b.      Bertanya tentang kesan anak selama proses pembelajaran berlangsung




3.      ALAT BANTU YANG DIGUNAKAN
·         Kursi
·         Meja
·         TV
·         Puzzle
·         Plastisin
·         Video (binatang laut)
·         Kertas
·         Pulpen



                              

BAB 3
PROSES PEMBELAJARAN

1.           Skenario

HARI PERTAMA
a.Pembuka
Pembelajaran hari pertama dimulai pada pukul 17.45 WIB. Diawali dengan perkenalan diri oleh pengajar dan anak didik. Pembukaan perkenalan dibawakan oleh Nirmay kemudian Esther, Santha, dan Anggy memperkenalkan diri. Setelah masing-masing anggota pengajar memperkenalkan diri, maka anak-anak didik mulai memperkenalkan diri.
Kemudian setelah memperkenalkan diri, Nirmay sebagai pengajar mengadakan games dengan tema “Siapakah aku?”. Disini Nirmay mengajukan dua pertanyaan, sebagai berikut:
1. Tubuh ku kecil, aku sering berbaris bersama teman-temanku. Kalau aku menggigit manusia, mereka  akan merasa kesakitan. Siapakah aku?
2. Aku memiliki tiga warna. Kaki ku hanya satu. Aku sering berada disimpang jalan. Kalau warnaku hijau semua kendaraan boleh berjalan, kalau warnaku merah “STOP”,  berarti semua kendaraan harus berhenti. Siapakah aku?
Nirmay meminta adik-adik untuk berlomba dalam menjawab pertanyaan tersebut. Pertanyaan pertama dijawab oleh Silviana dengan jawaban Semut sedangkan pertanyaan kedua dijawab oleh Juan dengan jawaban Lampu lalu lintas. Sebagai bentuk apresiasi terhadap anak-anak didik yang sudah menjawab games tersebut, maka nirmay memberikan reward berupa snack kepada Silviana dan Juan.

b. Inti
Pada bagian inti, pengajar digantikan oleh Esther, sementara M.Anggy dan Nirmay sebagai pendamping anak didik. Pengajar dan pembimbing lainnya membagikan plastisin kepada setiap anak. Pengajar terlebih dahulu mengajak anak-anak untuk bersama-sama membentuk plastisin yang bertemakan Taman; dimana didalam taman terdapat pagar, pohon, bunga, dan matahari yang menyinari taman. Setelah itu, anak-anak mulai membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan pengajar juga memperkenankan anak-anak untuk membentuk plastisin sesuai dengan kreativitas anak. Setelah selesai membuat plastisin, anak didik diminta untuk menjelaskan hasil kreativitasnya kepada pengajar dan teman-temannya yang lain. Pengajar juga mengarahkan agar anak-anak menjelaskan hasil karya plastisin mereka dengan bahasa inggris. Contohnya Silviana membuat plastisin berbentuk bunga kemudian Silviana menjelaskan kepada temannya bahwa bahasa inggris bunga adalah Flower demikian dengan anak didik lainnya.

c.Penutup
Bagian penutup dibawakan oleh M.Anggy. Disini pengajar menjelaskan hasil dari kreativitas yang telah dilakukan. Sebelum proses pembelajaran dibubarkan, pengajar mengingatkan kepada anak didik bahwasanya besok hari pada pukul 17.00 Wib untuk berkumpul kembali ditempat yang sama. Kemudian, pengajar dan pembimbing lainnya memberikan reward kepada anak berupa snack dan mempersilahkan anak didik untuk membawa pulang hasil kreativitas mereka.

2.        Objek Observasi
a)    Komunikasi
Nirmay membawakan games dengan postur setengah tubuh dengan lutut bertumpu pada lantai. Nirmay menunjukkan kontak mata kepada masing-masing anak. Pilihan kata yang digunakan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh anak didik. Nirmay menggunakan bahasa yang formal namun memiliki style yang mencoba untuk menjadi seperti anak-anak. Seperti “ayo adek-adekku, kita mulai ya games nya. Siapa yang tertib bakalan kakak kasih hadiah ya”
Pengajar (Esther) membawakan pengajaran plastisin dengan postur duduk dan banyak memainkan gesture tangan. Esther meminkan kontak mata yang menunjukkan kegembiraan kepada anak didik. Pemilihan kata yang digunakan Esther juga formal tapi masih dapat dimengerti oleh anak-anak. Seperti “adek-adek kita buat plastisin ya. Siapa yang sudah pernah buat plastisin?”
Pembimbing (Anggy) duduk disamping anak didik dan berbaur dengan mereka. Anggy membimbing anak didik satu per satu dan mulai mengarahkan anak didik untuk membuat  apa yang diajarkan oleh Esther.
b)   Respon Audiens
Anak didik mulai memperkenalkan diri satu persatu dengan berdiri dihadapan pengajar dan audiens lainnya. Adapun perkenalan diri yang dilakukan anak didik adalah sebagai berikut:
Anak didik pertama:
Nama     : Stefanus
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Pilot
Stefanus memperkenalkan diri dengan malu-malu dan wajahnya menunduk ke bawah. Stefanus merupakan anak yang aktif, dalam arti bahwa dia suka menjawab apa yang ditanyakan oleh pengajar. Dalam membuat plastisin, Stefanus merupakan anak yang pintar dan kreatif. Ia membuat es krim, kue, dan pohon yang terbuat dari plastisin. Stefanus memperkenalkan plastisin yang sudah dia buat dan menjelaskan satu per satu hasil plastisin yang dia buat dan mengartikan hasil yang dibuat kedalam bahasa inggris. Stefanus adalah salah satu anak yang mahir berbahasa inggris. Kelompok sedikit kesusahan dalam menertibkan Stefanus karena Stefanus adalah seorang yang mudah bosan, tidak bisa tenang dan selalu ingin menjawab setiap pertanyaan yang diberikan.

Anak didik kedua:
Nama     : Silviana
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Dokter
Silviana memperkenalkan diri dengan percaya diri dan sedikit centil. Nada suaranya juga centil seperti suara boneka. Silviana adalah anak yang penurut, dia tidak suka mengganggu temannya. Silviana sangat gembira ketika akan membuat plastisin. Dia sangat antusias dan melompat-lompat kegirangan saat pengajar mulai membagikan plastisin. Silviana membuat plastisin sesuai dengan arahan pengajar dan dia juga membuat plastisin dengan gambar manusia dan bunga. Silviana menjelaskan hasil karyanya dan mengartikan hasil yang dibuat kedalam bahasa inggris dan dia adalah anak yang sangat kreatif dan pintar.
Anak didik ketiga :
Nama     : Juan
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Polisi
Saat memperkenalkan diri, Juan sangat antusias dan postur tubuhnya tegak seperti seorang polisi. Dia memperkenalkan dirinya dengan tegas. Juan merupakan anak yang aktif dan dia aktif dalam berbicara. Juan membuat plastisin berbentuk bunga dan posisi bunga berdiri. Juan terlihat menunjukkan kreativitasnya dengan sangat bagus. Juan lebih suka menjelaskan plastisinnya dengan cara bercerita seperti “Aku mau membuat bunga. Daun bunganya berwarna hijau, ditengah ada warna merah supaya berwarna warni bunganya”, kata Juan ketika mempresentasikan hasil kreativitasnya.

Anak didik keempat:
Nama     : Miracle
Kelas      : 2 SD
Cita-cita : Jendral
Miracle saat memperkenalkan diri sangat pemalu.Dia anak yang memang harus dibujuk untuk melakukan sesuatu, itu bukan karena Miracle tidak mampu namun karena kemampuan adaptasi Miracle tidak secepat teman-teamnnya. Dalam pembentukan platisin salah satu anggota kelompok harus duduk disebelah Miracle untuk mengajaknya membentuk plastisin. Miracle lebih banyak diam sehingga kelompok harus selalu mendampinginya agar dia mau aktif dalam berjalannya kegiatan pembelajaran.


HARI KEDUA
a.Pembuka
Di hari ke dua peserta bertambah menjadi lima orang. Dea yang merupakan teman Silviana minta ijin untuk bergabung bersama kami. Dea adalah siswa SD Budi Murni Medan kelas 1 SD. Dea bercita-cita menjadi seorang dokter. Setelah berkenalan dengan Dea, pembelajaran pun dimulai dengan sesi pembuka.
Pada sesi ini, pembukaan dimulai dengan menyapa anak didik yang dibawakan oleh Esther. Kemudian pengajar juga menanyakan kabar setiap anak didik. Lalu pengajar mengajak anak-anak untuk bernyanyi bersama sebelum memasuki kegiatan pembelajaran. Lagu yang dibawakan adalah lagu “Lulalulali”.
b. Inti
Kemudian menonton video “Belajar Binatang Laut (membedakan Lumba-lumba, Hiu, Paus dan cirri-cirinya)” yang dipimpin oleh Nirmay. Pada saat video diputar, anak-anak disuruh untuk menebak semua apa yang dilihat pada film dengan cara pengajar memberhentikan (pause) film, dan kemudian menunjuk apa yang harus mereka tebak dan memberi kesempatan kepada mereka untuk menjawabnya. Gambar yang mereka tebak seperti lumba-lumba, hiu dan ikan paus. Sesi inti, kami memberikan puzzle yang sudah diacak. Tetapi sebelumnya puzzle sudah difoto agar mereka mengetahui wujud puzzle yang sesungguhnya. Pada sesi ini dibawakan oleh Santha dan di observasi oleh Anggy. Puzzlenya terbagi menjadi 2, Puzzle dengan tema safari dan puzzle dengan tema binatang laut. Kemudian kami membagi 2 team. Team 1 terdiri dari Juan dan Miracle yang didampingi oleh Santha, team 2 terdiri dari Stefanus, Dea, dan Silviana yang didampingi oleh Nirmay. Pada sesi selanjutnya tetap bermain puzzle, tetapi puzzlenya ditukar, team 1 yang awalnya puzzle binatang laut kemudian ditukar menjadi safari, begitupun team 2. Pada sesi ini team 1 berhasil menyelesaikan puzzlenya dalam waktu 8 menit. Dan team 2 berhasil menyelesaikan puzzlenya dengan waktu 20 menit. Pada sesi pergantian Puzzle, orangtua Dea memanggil Dea untuk pulang. Dea pun ijin pulang sebelum proses pembelajaran selesai.


C,Penutup
Pada sesi penutup yang dipimpin oleh Anggy, masing-masing anak dipersilahkan satu per satu untuk mengungkapkan kesan dan pesannya selama dua hari berlangsungnya proses pembelajaran. Pertama yang menyampaikan pesan dan kesannya adalah Stefanus (mengajukan diri sendiri), kemudian diikuti oleh Silviana, Miracle dan terakhir oleh Juan.

b. Objek Observasi
a) Komunikasi
Nirmay mengajak anak didik untuk menonton bersama film Belajar Biantang Laut (Lumba-lumba, Hiu, Paus) dengan posisi berdiri tetapi dengan posture  kaki sedikit tertekuk dan badan sedikit menunduk untuk menanyakan kepada anak didik gambar apa-apa saja yang ada di video tersebut. Sambil bertanya kepada anak didik seperti “Ayo binatang laut apa itu adik-adik?” kemudian Nirmay melakukan kontak mata dengan anak didik yang menjawab dengan antusias dan serentak menebak gambar yang di video tersebut.
Esther pada saat memimpin untuk bernyanyi sangat bersemangat mempraktikkannya kepada anak didik dengan gaya periang dan kanak-kanak. Setelah mengatakan “Ayo adik-adik, kita bernyanyi bersama kakak yuk. Ikuti gerakan kakak ya”, kemudian dengan posisi berdiri kemudian membuat gerakan menggoyang-goyangkan kaki dan tangan, Esther mengajak anak-anak untuk mengikutinya agar suasana lebih meriah dan anak didik bersemangat untuk memulai proses belajar hari ini.
Pembimbing (Santha) dengan posisi duduk di samping anak didik, dia melakukan kontak mata dan mengajari anak satu per satu bagaimana untuk menyusun puzzle. Dengan kemudian Santha memberitaukan tentang apakah posisi potongan puzzlenya sudah benar atau masih salah letaknya. Dengan sabar Santha mencoba mengajari anak didik tersebut.
Anggy sebagai observer dengan posisi duduk di lantai dan memperhatikan sambil menulis keberlangsungan kegiatan pembelajaran yang berlangsung pada saat itu.

b) Respon Audiens
Anak didik bernyanyi bersama-sama dengan gerakan yang didemonstrasikan oleh pengajar. Anak didik dengan bersemangat mengikuti gerakan yang dibawakan oleh Esther. Pada sesi menonton video, anak didik sangat antusias menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Nirmay, sambil berdiri bahkan melompat sambil mengangkat tangan mereka ke atas. Kemudian diikuti dengan sesi menyusun puzzle.
Adapun respon yang dilakukan oleh masing-masing anak didik yaitu:
Juan pada saat menonton video berada pada posisi duduk paling depan, bahkan dengan melompat sambil dengan suara yang keras dan sangat percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pengajar. Dalam menyusun puzzle, Juan yang berada pada team 1 lebih cenderung duduk dan diam sambil melihat-lihat potongan puzzle. Sesekali Juan juga menempelkan potongan puzzle tersebut ke dalam bagan puzzle, tetapi karena belum dapat potongan yang cocok diapun menjadi tunduk dan bingung.
Miracle pada saat menonton video lebih cenderung diam dan tertawa sambil sesekali menjawab tetapi dengan suara yang tidak kuat. Pada saat menyusun puzzle, Miracle dengan posisinya yang berdiri, dia sangat cepat mengerjakannya mulai dari melihat potongan-potongan puzzle yang ada dan kemudian mencocokkannya dan dia memulainya dari sudut-kanan bagian atas puzzle. Miracle terlihat sangat cerdas, dikarenakan dia tidak terlalu banyak mencoba satu per satu potongan puzzle yang ada. Miracle berada pada team satu dan dialah yang sangat berkontribusi besar untuk menyusun puzzle ini dengan sangat cepat, sehingga membuat team satu jauh lebih cepat menyusun puzzle dibandingkan team dua.
Stefanus disaat menonton video dialah anak didik yang paling bersemangat diantara semuanya. Pada saat menonton video, ketika pengajar mengajukan pertanyaan Stefanus lebih sering berdiri dan melompat sambil berteriak- teriak seperti “Aku tau, aku tau, aku tau jawabannya!!!”. Di saat menyusun puzzle, Stefanus seperti kebingungan dan frustasi ketika tidak menemukan potongan puzzle yang sesuai dengan bagan puzzle yang dimiliki teamnya. Apalagi team dua sangat jauh lebih lama dalam menyusun puzzle, hal tersebut membuat Stefanus terlihat cemberut dan iri dengan team satu yang sudah selesai lebih dulu. Kemudian Stefanus sepertinya mulai gelisah dan putus asa sehingga membuat pembimbingpun turun tangan membantu menyelesaikan potongan-potongan puzzle yang tersisa.
Silviana pada saat menonton video juga sangat bersemangat, tetapi tidak sambil melompat-lompat seperti yang dilakukan  temannya Juan dan Stefanus. Silviana hanya berdiri dan mengangkat tangannya ke atas dan meneriakkan jawabannya tetapi Silviana meneriakkan jawabannya tidak dengan suara yang terlalu keras. Kemudian pada saat sesi menyusun puzzle, Silviana masuk kedalam team dua. Silviana bersama dengan Stefanus menyusun bersama-sama. Dengan diam dan tekun Silviana mencari potongan yang cocok. Tetapi ketika team satu sudah selesai menyelesaikan puzzlenya, Silviana tetap tidak putus asa, ketika pembimbing memberi semangat kepada Silviana, Silvianapun memberikan semangat  kepada Stefanus agar tetap tenang dan mencari potongan-potongan puzzle yang tersisa.
            Dea pada saat menonton video sangat bersemangat, ketika temannya sibuk untuk berlomba menjawab, dia pun ikut sibuk. Ketika menyusun Puzzle sesi pertama, Dea kelihatan kebingungan dan sama sekali tidak mampu dalam menyusun puzzle sehingga Stefan sering menegurnya karena terlalu berisik dan mengganggu. Hanya itulah yang bisa kelompok observasi dari Dea. Pada sesi kedua sampai penutup Dea sudah pulang dan meninggalkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung.



Bab IV
EVALUASI

Pembelajaran yang dilakukan ini didasarkan atas prinsip-prinsip proses pedagogis (Addine, 2001).  Prinsip-prinsip proses pedagogis tidak secara keseluruhan terlihat dalam pembelajaran ini. Prinsip yang dapat terlihat adalah prinsip ketiga yaitu mengkombinasikan karakter kolektif dan individual pendidikan, serta penghormatan terhadap kepribadian siswa. Ini berarti bahwa jika proses pedagogis terjadi dalam konteks sekelompok orang, yang dikumpulkan sesuai dengan kriteria yang berbeda dan mengadopsi karakteristik tertentu, setiap anggota memiliki kekhususan yang unik yang membedakan dia dari yang  lain, dan memiliki hak untuk dipertimbangkan dan dihormati juga.
Kriteria yang dimiliki oleh anak didik ini berbeda meskipun ada yang memiliki kesamaan. Kriteria yang kelompok lihat disini adalah tingkat kelas anak di sekolah. Disini Juan, Stefanus, Silviana memiliki kriteria yang sama karena mereka duduk di bangku  kelas 2 SD saat ini, sementara Miracle memiliki kriteria yang berbeda karena dia duduk di bangku kelas 1 SD.
Berdasarkan hasil observasi kelompok, setiap anak memiliki karakter yang berbeda-berbeda. Miracle adalah sosok anak yang kurang aktif. Di saat teman-temannya antusias dalam menjawab pertanyaan dari pengajar, Miracle lebih sering untuk diam. Berbeda dengan Stefanus, Silviana dan Juan yang aktif. Stefanus aktif dalam mengikuti pembelajaran, hal ini terlihat ketika dia sering untuk memulai menjawab pertanyaan terlebih dahulu dibandingkan teman-temannya.  Bahkan dia sering menjadi orang pertama ketika memperkenalkan diri, memberikan kesan terhadap pembelajaran yang diikuti. Stefanus juga memiliki karakter pembosan. Silviana juga anak yang cukup aktif dimana saat diberikan pertanyaan oleh pengajar, Silviana termasuk cepat dalam menjawabnya. Sementara itu, Juan yang juga anak yang aktif, terlihat ketika dia menjawab pertanyaan dengan semangat dan cepat. Juan juga anak yang sering mengomentari atau menyambung perkataan temannya ketika dalam pembelajaran. Dari sini kelompok menyadari bahwa karakter-karakter oleh keempat anak tersebut adalah unik dan kami sebagai pengajar menghargai setiap karakter mereka.
Pembelajaran ini terutama di hari pertama memang menggunakan waktu yang lebih lama dibandingkan waktu yang ditargetkan. Di hari pertama, waktu dalam melakukan inti pembelajaran (membentuk plastisin) sehingga anak mulai gelisah ketika pembelajaran tersebut belum usai.  Kelompok menyadari akan hal itu dan seharusnya memperhatikan kondisi dari anak didik tersebut.
Kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran juga didasarkan pada teori strategi memecahkan masalah. Memecahkan masalah disini adalah memecahkan  puzzle. Ada beberapa strategi dalam memecahkan masalah yakni trial and error, algoritma, heuristic, informational retrieval, dan thinking. Disini kelompok lebih fokus kepada strategi memecahkan masalah dengan cara trial error dan thinking. Trial and error artinya strategi memecahkan masalah dengan cara coba-coba, sedangkan thinking merupakan strategi dimana sebelum memecahkan masalah, seseorang berpikir terlebih dahulu.
Dari pembelajaran ini, didapatkan strategi memecahkan masalah yang dimiliki oleh setiap anak berbeda-beda. Stefanus dan Juan cenderung menggunakan strategi trial-error. Hal ini terlihat ketika Stefanus dan Juan mencoba-coba untuk meletakkan potongan puzzle ke letak yang sebenarnya tidak sesuai. Bahkan Stefanus hampir mengoyakkan potongan puzzle tersebut agar sesuai dengan letak yang diinginkannya. Sementara itu, Silviana dan Miracle menggunakan strategi thinking. Hal ini terlihat ketika mereka memegang salah satu potongan puzzle namun tidak langsung meletakkannya ke papan puzzle, mereka diam sejenak, sambil berpikir dimana letak potongan puzzle yang sedang mereka pegang.








LAMPIRAN


 
Foto A : Pengajar dan Anak Didik saling memperkenalkan diri satu per satu


 


Foto B: Belajar berkreatifitas dengan menggunakan plastisin

 
Foto C: Mengasah kemampuan anak dalam mengatasi masalah dengan bermain puzzle



 

Foto D: Pemberian reward dan foto bersama sebagai tanda berakhirnya pelaksanaan
             pembelajaran yang diadakan selama 2 hari