Minggu, 13 April 2014

LAPORAN WAWANCARA GURU


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu (Sudarwan,2013). Seni mengajar hanya terlihat ketika interaksi pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang dilaksanakan berada di bawah bimbingan guru. Guru adalah orang yang bertugas untuk mendidik serta mengajar dalam mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara formal maupun nonformal. 
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu berbicara sederhana, berpengetahuan luas, menginspirasi agar siswa dapat memahami, mengevaluasi, dan mengenali kebenaran. Yang menjadi kepentingan guru adalah bagaimana siswanya dapat menjadi pembelajar yang baik. Guru berperan dalam mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan, serta bagaimana mereka mampu menjadi pembelajar yang kontinyu.
Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebagai dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya bagaimana pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam mengajar, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar.
            Dalam kesempatan ini, penulis melakukan wawancara terhadap seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk melihat pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar.



1.2.Tujuan
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1.      Bagaimana pandangan guru terhadap pendidikan?
2.      Apa motivasi yang mendasarinya dalam mengajar?
3.      Bagaimana sudut pandang guru dalam melihat peserta didik?
4.      Apa filosofi guru dalam mengajar?
5.      Pendekatan seperti apa yang digunakan guru dalam mengajar?
  

BAB 2
HASIL WAWANCARA
            Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 10 April 2014 bertempat di Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan. Waktu yang digunakan sekitar 1 jam, yaitu dari pukul 20.45 sampai dengan pukul 21.38. Berikut adalah hasil wawancara yang didapatkan.
2.1.      Identitas Guru
            Nama                                       : FN
            Jenis Kelamin                          : Perempuan
            Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 22 Maret 1980
            Alamat Rumah                        : Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan.
            Jabatan                                                : Supervisor dan Tenaga Pengajar
            Pendidikan Terakhir                : S1 Teknik Industri
            Lama Mengajar                       : 7 Tahun

2.2.      Jawaban untuk setiap pertanyaan

1.      Bagaimana pandangan anda terhadap pendidikan?
Saya memandang pendidikan sebagai salah satu hal penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupan begitu pula dengan pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang saya geluti sekarang. Pendidikan ABK sangat bermanfaat untuk membantu anak menjadi seorang yang mandiri dalam menjalani kebutuhan pribadinya seperti mampu membersihkan diri, BAB di tempat yang tepat, makan sendiri, dll. Pendidikan ABK sangat berguna untuk anak agar tidak selamanya bergantung dengan oranglain (orangtua) sehingga berdasarkan pendidikan ini anak mampu mengatur perilakunya sendiri dalam berbagai situasi dan anak dapat memfungsikan dirinya sendiri agar dapat memberikan peran yang diinginkan masyarakat.

2.      Apa motivasi yang mendasari anda dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus?
Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru. Dilihat dari jurusan yang saya geluti di bangku perkuliahan sangat jauh hubungannya dengan guru. Saya kuliah di jurusan teknik setelah saya lulus sangat susah untuk saya mendapatkan pekerjaan. Kakak saya yang terlebih dahulu mengajar di salah satu lembaga PABK menawarkan kerja untuk bergabung dengan mereka disana. Karena saya belum mendapatkan pekerjaan saya menerima pekerjaan tersebut. Belajar dari kakak saya adalah modal utama saya mengajar. Awalnya sangat membosankan menjadi seorang guru ABK, ada perasaan takut dan tidak mampu, namun seiring berjalannya waktu saya mencintai pekerjaan ini dan saya mencintai anak-anak didalamnya. Atas dasar cinta dan kasih sayang inilah yang terus memotivasi saya untuk menjadi seorang guru dan berjuang untuk memajukan pendidikan ABK, yang menjadi reward tersendiri buat saya adalah ketika saya mampu membatu anak yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Contohnya dalam hal bertepuk tangan. Saya sangat bahagia ketika seorang anak yang tadinya tidak bisa bertepuk tangan menjadi bisa. Kebahagian orangtua melihat perubahan anaknya adalah hal yang juga mendorong saya untuk membatu anak-anak ini, disamping itu keluarga saya khususnya kakak saya juga mendukung saya.

3.      Bagaimana sudut pandang anda sebagai guru dalam melihat peserta didik?
Saya memandang peserta didik seperti anak saya sendiri, saya menyayangi mereka sehingga saya harus bertanggungjawab untuk membantu mereka dalam setiap kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam kesehariannya. Memang dibutuhkan kesabaran untuk bisa bertahan di kondisi ini namun atas dasar tanggungjawab inilah saya harus membantu mereka dan tetap bertahan disini. Motto saya disini adalah “beramal sambil cari uang” saya dapat menolong anak-anak agar dapat hidup mandiri dan saya digaji oleh pimpinan.

4.      Apa filosofi anda dalam mengajar?
Filosopi mengajar yang saya gunakan adalah mengajar dengan belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat dari seminar dan training yang disedikan sekolah, kunjungan-kunjungan ke sekolah lain, membaca buku di perpustakaan yang disediakan sekolah dan belajar dari kakak saya yang telah berpengalaman di bidang pendidikan ABK. Saya harus memahami semuanya karena setiap anak memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Sehingga saya harus memahami setiap kondisinya.

6.      Pendekatan seperti apa yang anda gunakan dalam mengajar?
Pendekatan yang diterapkan untuk ABK jelas berbeda dengan pendidikan anak normal. Dalam pendidikan ABK pendekatatan yang digunakan adalah belajar sambil bermain, dan teknik ABA Lofas. Anak diberikan konsekuensi untuk setiap perilaku yang ditunjukkannya. Konsekuensi yang diberikan berbeda untuk setiap anak-anak tergantung pada apa yang anak butuhkan, inginkan, dan yang disukainya.

7.      Metode apa saja yang digunakan dalam mengajar ?
Metode yang digunakan tergantung kepada anak yang ditangani seperti apa dan apa yang dibutuhkan anak tersebut. Berbeda anak berbeda metode dan strategi yang diberikan. Ada yang menggunakan plaskat. Ketika diajarkan membaca ada yang membaca dengan didikte dan ada yang membaca secara global. Jadi tergantung dengan kebutuhan dan kesukaan anak.

8.      Bagaimana cara anda memotivasi anak ?
Saya pakai konsekuensi untuk memotivasi anak. Kalau anak berhasil menyelesaikan tugasnya saya akan memberikan reward namun ketika anak tidak berhasil saya tidak memberikan reward , tidak dibenarkan memberikan punishment. Contoh A suka dengan Doraemon, jika A berhasil menyelesaikan tugas dengan baik A mendapatkan stiker Doraemon namun ketika tidak berhasil A tidak diberikan stiker Doraemon. Satu hal yang harus diingat tidak boleh membandingkan anak yang satu dengan yang lain, saya rasa semua anak tidak boleh dibandingkan.

9.      Evaluasi seperti apa yang guru lakukan untuk anak ?
Berupa laporan perkembangan anak setiap bulan seperi anak yang tadinya tidak dapat mengancing bajunya menjadi bisa, dll, disini evaluasinya menggunakan tahapan bukan skor yang harus dicapai anak. Di pendidikan ini tidak ada ujian semester dan tidak ada ijazah karena anak adalah penyandang.

10.  Bagaimana interkasi antara anak pada proses pembelajaran?
Dalam hal berinteraksi ada beberapa tahapan yang dilalui anak seiring dengan perkembangan yang ditunjukkan setiap harinya. Tahap pertama itu ada interaksi one by one, dalam proses pembelajaran tentu tidak ada interaksi antara anak disini karena dalam proses pembelajarannya terdiri dari satu orang guru dan anak, tahapan kedua masuk classical yang dalam proses pembelajaran terdiri dari 3 anak, 1 guru, dan 1 shadow, kemudian 4 orang anak, 1 guru, dan 1 shadow, dst. Pada tahap ini memang terjadi interaksi antara satu anak dengan anak lain. Karena salah satu tujuan pendidikan ini juga membantu anak dalam bersosialisasi dan berperilaku dengan orang lain.

11.  Kesulitan-kesulitan yang sering anda alami selama proses pembelajaran?
Kesulitan pada awalnya banyak, namun sekarang sudah bisa diatasi karena saya sudah mengenai anak yang satu dengan yang lain dengan baik. Kesulitan yang paling terasa itu ketika anak tantrum namun kalau sudah dekat dan kenal dengan anak saya bisa mengetahui dan saya bisa mengatasinya.

12.   Media apa saja yang digunakan ?
Oh media banyak, ada plaskat (kartu), alat bermain, komputer (Tanya jawab sebagai media komunikasi, berhitung, photoscape) games di komputer hanya sebagai reward untuk anak ketika bisa mengerjakan tugasnya, alat music (gitar,piano,dll). Dalam penggunaan media didasarkan oleh bakat dan kebutuhan anak juga.

13.  Apakah anda mengetahui seluruh nama anak?
Ya jelas saya harus tau, dalam berkomunikasi saya harus menyebut nama anak. Bagaimana saya bisa sayang mereka kalau saya tidak mengenal mereka. Intinya mengetahui nama mereka dan menggunakan nama saat berkomunikasi itu penting.

14.  Selain dari semua yang anda jelaskan, apalagi yang diperlukan untuk menjadi guru ABK?
Dalam mengajar ABK kita harus kreatif, menciptakan lingkungan yang rame untuk anak sehingga suasana menjadi hidup dan anak menjadi semangat. Dalam menyampaikan materi juga guru harus jelas dan konkret. Contoh : Berlimbing
Saya harus menunjukkan belimbing itu kepada anak, memperkenalkan warna belimbing kuning, rasanya manis (anak disuruh merasakannya sendiri sehingga anak tau manis itu seperti apa). Intinya Konkret jangan abstrak nanti anak bisa bingung. Disini kita belajar hal-hal yang sederhana namun sangat bermanfaat dan sangat sulit untuk dijalankan oleh Anak Berkebutuhan Khusus.




BAB 3
PEMBAHASAN
3.1.      Seni dan Ilmu Mengajar
            Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransfromasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan pun, baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. FN telah menjalankan perannya sebagai pengajar yang mampu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didiknya dengan menggunakan media tertentu. Seperti belajar mengedit foto dengan menggunakan aplikasi komputer “Fhotoscape”. FN yang perannya sebagai guru tidak didasari dengan ilmu guru yang dipelajari sebelumnya, namun FN belajar mendapatkan ilmu mengajar tersebut dari kemaunnya untuk membaca, bertanya kepada kakaknya, mengikuti seminar, dan training.

3.1.1.   Sosok Guru yang Baik
1.      Mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama
Sebagai seorang guru, FN harus mengingat nama anak yang diajarnya karena dalam berkomunikasi menyebutkan nama sangat penting. FN sebagai guru telah mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama.
2.      Menerima salam dari rekan dan siswanya secara menyenangkan
Membalas salam dan menerima salam dari rekan dan siswa adalah salah satu feedback dalam berkomunikasi. FN menerapkan ini dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah.
3.      Memainkan peran yang berbeda pada suasana dan kepentingan yang berbeda
Seorang guru ABK ataupun guru normal harus mampu menjadi seorang yang kreatif . FN mampu memainkan peran yang berbeda pada suasana dan kepentingan yang berbeda. Contoh : Ketika mengajar anak Hiperkatif FN berperilaku seperti apa, dsb.
4.      Mengingat sesuatu yang sebelumnya dikhawatirkan oleh siswa dan menanyakan  tentang hal itu kepada siswanya sebelum keluhan mereka muncul.
FN menyatakan seorang guru harus peka, siap siaga, dan memang harus mengingat sesuatu yang mengkhawatirkan peserta didiknya. FN telah mengenal peserta didiknya dengan baik sehingga FN mengingat apa-apa saja yang dikawatirkan anak, dan  disenangi anak.
5.      Menolak tindakan sarkastik jika melucu atau berkelakar kepada rekan dan siswanya
Jelas diterapkan FN.
6.      Tidak pernah membiarkan ucapan siswa dan rekannya mengarah pada penghinaan
FN mengajarkan peserta didik agar berperilaku sesuai dengan norma masyarakat, berusaha mengajarkan nilai-nilai yang dianut masyarakat agar anak diterima di kehidupan bermasyarakat. FN mencegah adanya ucapan siswa yang bermakna negatif (berupa penghinaan).
7.      Menceritakan kebenaran yang sebenarnya kepada siswa
Kejujuran dan kekongkritan adalah asupan utama yang diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus. Sehingga FN menerapkannya untuk peserta didik.

Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas guru yang baik (Dalam Sudarwan,2013) :
1.      Confidence
FN sangat percaya diri bisa bertahan mengajar ABK walau tidak mempunyai bekal di bidang itu.
2.      Patience
Anak yang menjadi objek pembelajaran FN adalah anak yang memiliki keterbelakangan mental, anak yang memiliki gangguan. Kesabaran adalah kunci utama yang dilimiki FN untuk tetap setia dan bersemangat membantu anak tersebut, sabar dalam proses pembelajaran yang tidak segampang mengajar anak normal.
3.      True compassion for their students
Alasan FN bertahan dan memilih untuk tetap mengajar ABK adalah karena kasih sayang terhadap anak sudah melekat dalam dirinya. Sehingga kasih sayang sejati ini membuatnya tetap bersemanga mengajar.
4.      Understanding
Memiliki pemahaman yang benar tentang teknik mengajar selalu disempurnakan FN dengan belajar, mengikuti seminar yang berhunbungan dengan ABK, dll.
5.      The ability to look at life in a different way and to explain a topic in a different way
FN melakukan cara yang berbeda karena tuntutan tugas memang mewajibkan FN untuk bisa memberikan pengajaran yang berbeda pada masing-masing anak.
6.      Dedication to excellence
Capaian yang baik dari peserta didik menjadi tujuan FN. Membantu anak yang tidak bisa mengancing baju karena keterbelakangan mental yang dialami adalah tanggung jawab FN untuk menolongnya.
7.      Unwavering support
FN teguh dalam memberikan dukungan kepada peserta didik sehingga FN menggunakan konsekuensi untuk memotivasi anak agar tetap berjuang menyelesaikan tugasnya.
8.      Willingness to help student achieve
Kesadaran untuk membantu siswa memang dirasakan FN, namun untuk membuat jadwal tambahan kepada anak tidak FN lakukan, karena kondisi ABK yang dalam pembelajarannya telah memiliki sekuen waktu yang telah ditentukan.
9.      Pride in student’s accomplishments
Prestasi anak adalah kebanggan bagi FN
10.  Passion for life
Tidak ditemukan selama proses wawancara.
Sehingga dari 10 top kualitas guru terbaik FN memiliki 9 dari 10 poin.

3.2.      Mengajar, dan Ahli Pedagogi
            Definisi
            Mengajar bermakna tindakan seseorang dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan, dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikendaki. Elemen-elemen yang terkait dengan kegiatan mengajar antara lain tujuan, bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan perekat kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar sebagai produknya.
FN sudah memenuhi elemen-elemen mengajar. Tujuan pengajaran adalah untuk membantu anak agar bisa hidup mandiri (tidak bergantung kepada keluarga/orangtua) dan dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum. Bahan ajar yang digunakan salah satunya berupa media (komputer, alat musik, alat bermain, objek nyata dari benda yang menjadi tema pembelajaran), interaksi antara guru dan anak tentu terjalin ketika proses pembelajaran berlangsung baik dalam kelas atau ruang bermain dan evaluasi dilakukan dengan melihat perekambangan yang ditunjukkan oleh anak.

Menginspirasi Siswa
            Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif, terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Seorang guru yang baik dipandang sebagai salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasanan belajar siswa, termasuk meningkatkan minat siswa. Konstribusi FN sangat memperngaruhi peserta didiknya dalam melaksanakan proses pembelajaran. FN menginspirasi anak untuk bisa tetap termotivaasi dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil kajian terhadap referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik keahlian sebagai berikut:

1.      Keahlian Pokok
a.       Menguasi materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar
b.      Meneliti dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan mengenai materi pelajaran khusus
c.       Mendalamai secara kontinyu mata pelajaran, menganalisis situasi dan cakupan materi pelajaran, dan mengevaluasi kualitas
d.      Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkati dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang
e.       Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual
Berdasarkan hasil wawancara, kaakteeristik keahlian pokok yang dimililiki FN adalah sebagai berikut :
a.       Memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh yaitu pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan dan metode pembelajaran seperti apa yang tepat digunakan dengan berbagai kondisi anak
b.      Menguasai materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar dengan mencari sumber lain seperti buku yang tersedia di perpustakaan, mengikuti seminar untuk menambah pengetahuan, dll.
c.       Mengikuti perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan intelektual bidang lain yang menunjang, lembaga yang menjadi tempat FN dalam mengajar bukanlah sekolah yang berstandar kurikulum pemerintah jadi perkembangannya disini seputar perkembangan materi yang berhubungan dengan pendidikan ABK.
d.      Memiliki minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan inteltual. Niat FN mengikuti seminar di luar sekolah adalah usaha FN untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berperilaku dan menjamin kemandirian anak. FN tidak fokus pada pengembangan intelektual melainkan pengembangan kemampuan anak untuk bisa berfungsi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

2.      Ahli Pedagogi
a.       Menetapkan tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas. Tujuan FN adalah membantu anak agar dapat hidup mandiri (tidak selalu bergantung pada keluarga) dan anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di anggota masyarakat.
b.      Menunjukkan sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat siswa. Mengajar ABK adalah mengajar dengan terus memperhatikan perkembangan anak sekecil apapun secara kontinyu agar perlakuan dan pengajaran yang diberikan sesuai dan bermanfaat untuk pengembangan kehidupan anak.
c.       Mengevaluasi dan menilai siswa secara adil dan cepat. FN mengevaluasi dengan adil (sesuai dengan perkembangan yang ditunjukkan anak secara nyata), menilai secara cepat jarang digunakan karena ABK harus dinilai secara hati-hati karena perubahan-perubahan yang ditunjukkan anak adalah perubaha yang memerlukan ketelitian. Contoh : anak yang sudah di treatment agar mampu bertepuk tangan namun ternyata anak belum mampu juga, FN tidak bisa menilai secara cepat bahwa anak tersebut memang tidak bisa namun harus tetap menyelidi apa yang dirasakan anak setiap harinya.
d.      Mendorong siswa berpikir dan memberdayakan diri untuk menemukan kreativitas mereka sendiri. FN memberikan dampingan kepada anak untuk memberdayakan diri karena kondisi anak membutuhkan perhatian khusus namun ketika anak sudah dianggap mandiri, FN mengurangi pendampingan tetapi proses masi tetap di dalam jangkauan. Dalam menemukan kreativitas ABK gurulah yang secara aktif atau teliti melihat dan mengetahui kreativitas dan bakat anak sehingga guru dapat mengembangkannya melalui media yang disediakan.
e.       Memandu siswa berhasil melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan untuk mengembangkan pemahaman mereka senidiri. Hal ini bisa dilihat dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
f.       Mempromosikan penemua siswa, penemuan siswa berupa gambar, hasil editan foto dari aplikasi komputer, karya musik yang dikerjakan dna diciptakan anak dipromosikan di lingkungan bermasyarakat seperti Festival, perlombaan edit foto, dll.
g.      Menunjukkan rasa komitmen yang kuat bagi komunitas akademis di samping keberhasilan pribadi salam kelas. FN memiliki komitmen yang kuat untuk membantu anak agar bisa berperilaku yang sesuai dengan nilai dan norma.
h.      Memberikan umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa dengan memberikan konsekuensi secara konsisten. ABK adalah salah satu jenis anak yang dalam proses kehidupan seharinya hidup dengan kegiatan rutin sehingga kekonsistenan FN penting untuk memberikan kepastian perilaku yang ditunjukkan anak. ketika anak dapat mengerjakan tugas, anak berhak mendapatkan reward yang disepakati dan aturan ini relatif konsisten.
i.        Menemukan cara yang unik dan kretif untuk menghubungkan siswa satu dengan ayng lainnya. Cara yang kreatif adalah salah satu syararat yang FN lakukan untuk menarik fokus san perhatian ABK. Cara yang kreatif bukan hanya diperlukan dalam berjalannya proses pembelajaran, melainkan menghubungkan anak yang satu dengan yang lain karena FN harus mampu membuat anak yang satu mengharga anak yang lain dengan kondisi ketidaknormalan anak (kesulitan yang dialami anak).

BAB 4
KESIMPULAN

        Berdasarkan hasil wawancara, kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa motivasi mengajar yang terdapat pada FN pada awalnya memang tidak berdasarkan kemauannya karena menjadikan guru sebagai pilihan terakhir untuk pekerjaan namun siring berjalannya waktu FN merasakan kebahagian tersendiri ketika mengajar anak yang membuthkan perlakukan khusus seorang guru. FN memandang siswanya seperti anak sendiri yang butuh didikan, pembinaan, bantuan untuk anak yang tidak mampu menjalankan fungsunya secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat. FN memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka agar mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
        Dalam pebelajaran yang dilakukan, FN menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru karena yang menjadi objek pembelajaran adalah ABK yang memang dalam proses pembelajaran harus didampingi secara intens. Pembelajaran yang dilakukan memenuhi semua elemen-elemen pembelajaran antara lain, tujuan, bahan ajar, interaksi guru dengan siswa dengan perekat kemampuan pengolahan kelas dan evaluasi hasil belajar yang berdasarkan kemampuan anak secara individu dalam kemampuannya untuk naik dari level 1 ke 2, dst. Seperti one by one ke classical, dst.
        FN tergolong baik dalam kinerjanya sebagai seorang guru sebab FN memiliki sebagian besar karakteristik guru yang memiliki kualitas yang baik. FN adalah seorang guru yang menetapkan prinsip pedagogi dalam pengajarannya.



BAB 5
SARAN
1.      Sebelum melakukan wawancara, tentukan terlebih dahulu teori apa yang hendak digunakan sehingga info yang didapat dari wawancara singkron dengan landasan teori yang digunakan dan pewawancara mengetahui apa yang hendak digali dalam wawancara yang dilakukan.
2.      Buatlah pertanyaan terstruktur agar alur wawancaranya terstruktur juga.
3.      Gunakan Media perekam apabila mengalami kesulitan dalam menulis.

DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutatogi. Bandung: Alfabeta













Tidak ada komentar:

Posting Komentar