Jumat, 15 November 2013

REMIND.....

1. umur 1thn, dia menyuapi dan memandikanmu.
balasannya, Kau menangis sepanjang malam.

2. umur 2thn, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan,
balasannya, Kamu kabur waktu dia memanggilmu.

3. umur 3thn, dia memasak kesukaanmu dgn kasih sayang.
balasannya, Kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

4. umur 4thn, dia memberimu pensil warna.
balasannya, Kamu corat-coret tembok rumah & meja makan

5. umur 5thn, dia membelikanmu baju-baju bagus dan cantik.
balasannya, Kamu pakai bermain di kubangan lumpur.

6. umur 6 thn, dia mengantarmu pergi ke sekolah.
balasannya, Kamu berteriak sambil bilang gak mau!

7.umur 7thn, dia membelikanmu bola..
balasannya, kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

8. umur 8thn, dia memberimu es krim.
balasannya, Kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu.

9. umur 9thn, dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu,
balasannya, Kamu sering bolos & nggak mau belajar

10. umur 10thn, dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang thn.
balasannya, Kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

11. umur 11thn, dia mengantar kamu dan temen2mu ke bioskop.
balasannya, Kamu minta dia duduk di barisan lain.

12. umur 12thn, dia melarangmu melihat acara tv khusus u/ org dewasa.
balasannya, Kamu tunggu sampai dia keluar rumah.

13. umur 13thn, dia menyarankanmu untuk memotong rambut krn sudah waktunya,
balasannya, Kamu bilang dia katrok dan tidak tahu mode.

14. umur 14thn, dia membayar biaya u/ kemahmu selama liburan.
balasannya, Kamu nggak pernah menelponnya u/ memberi kabar.

15. umur 15thn, pulang kerja dia ingin memelukmu.
balasannya, Kamu kunci pintu kamarmu.

16. umur 16thn, dia mengajari kamu mengemudi mobil.
balasannya, Kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

17. umur 17thn, dia sedang menunggu telpon yang penting.
balasannya, Kamu pakai telpon nonstop semalaman.

18. umur 18thn, dia menangis terharu ketika kamu lulus sma.
balasannya, Kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi.

19. umur 19thn, dia membayar semua kuliahmu & mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
balasannya, Kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

20. umur 20thn, dia bertanya "Darimana saja seharian ini?"
balasannya, Kamu menjawab "ah, cerewet/kepo amat sih, pengen tahu urusan orang"

21. umur 21thn, dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus u/ karier masa depanmu.
balasannya, Kamu bilang "aku nggak mau seperti kamu"

22. umur 22thn, dia memelukmu & terharu kamu lulus perguruan tinggi.
balasanmu, Kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

23. umur 23thn, dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu.
balasannya, Kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

24. umur 24thn, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan
balasannya, Kamu mengeluh "aduh gimana sih kok bertanya seperti itu"

25. umur 25thn, dia membantumu membiayai pernikahanmu.
balasannya, Kamu pindah ke kota lain yang jaraknya cukup jauh.

30. umur 30thn, dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu.
balasannya, Kamu katakan "sekarang jamannya sudah beda"

40. umur 40thn, dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu.
balasannya, kamu jawab "aku sibuk, nggak ada waktu"

50. umur 50thn, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
balasannya, Kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

Dan hingga suatu hari, dia meninggal dengan tenang.
Dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan.

Dan itu menghantam hatimu bagaikan pukulan logam teramat kuat yang belum pernah kamu rasakan!

lakukan yang terbaik bagi orang tuamu selagi masih ada waktu...

Kamis, 14 November 2013

Hasil Kreativitas Pribadi

          Kreativitas adalah suatu gaya hidup, suatu cara dalam mempersepsi dunia. Hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki,belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru,aktivitas-aktivitas baru dan mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan, masalah orang lain dan masalah kemanusiaan.



Kepekaan terhadap lingkungan inilah yang menjadi landasan saya dalam mengemukakan hasil kreasi yang akan saya paparkan berikut ini.

Beberapa bulan yang lalu sepupu saya menikah, setiap undangan yang hadir diberi beberapa souvenir diantaranya Kipas dari kayu cendana, hiasan kulkas, dll. Melihat hal itu saya tertarik dengan souvenir Kipas dari kayu cendana tersebut, bentuknya unik, wangi, tetapi tidak ada variasi warna hanya ada satu warna alami yaitu warna cokelat muda seperti gambar disamping.

Saya berinisiatif untuk membuat kipas tersebut menjadi sebuah kipas yang “full color” dengan dicat menggunakan cat air.

Berikut bahan dan alat yang digunakan :

Kipas kayu cendana polos (tanpa warna)















Cat air (warna sesuai minat) dan kuas















Sikat kecil

Air secukupnya

Untuk mendapat warna yang unik, campur beberapa warna dari cat yang kamu miliki sesuai dengan warna yang diinginkan. contoh putih + biru + merah, dll.


Cara pengerjaannya :

Bersihkan Kipas dari kayu cendana tersebut dengan sikat agar mudah di cat

Persiapkan warna cat yang dibutuhkan

Tentukan bagian kipas yang ingin di cat

Keringkan bagian kipas yang baru di cat beberapa menit (Jemur dibawah terik matahari)

Setelah kering, warnai bagian lainnya

Ketika semua sudah diwarnai, keringkan kembali kipas yang sudah diwarnai agar warna pada bagian yang satu dengan yang lain tidak bersatu.

Pada pembuatan hasil kreativitas ini, seluruh bagian kipas dicat sesuai dengan warna yang diinginkan (bagian belakang,samping,dan depan). Merah + Putih + Biru,dll.                                                                   




Design setiap bagian/bentuk kipas dengan variasi warna yang sesuai dan menarik. Seperti warna merah dan bintik warna putih yang dibuat pada bagian bunga di bawah ini 

                                                                                      



Setiap orang memiliki kreasi yang berbeda satu sama lain, cara pandangnya dalam suatu hal pun berbeda pastinya sesuai dengan bagaimana pengalaman yang membentuk, Internal Locus of evaluation yang dimiliki (CarlRoger) dan bagaiman cara seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya (Abraham Maslow). Ini adalah tahap awal dalam pembentukan pribadi yang kreatif (Person). Ketika person sudah siap dalam pembentukan pribadi yang kreatif harus ada press yang mendukung (dalam hal ini teman satu kos saya yang memberikan dukungan dalam pembuatan kreasi yang saya buat).Sebelum menghasilkan produk tentu harus ada Proses yang dijalani. Ada 4 proses yang saya lakukan (Wallas) diantaranya persiapan,inkubasi,iluminasi,dan verifikasi. Tahap terakhir adalah produk. Berikut produk yang saya hasilkan :






Rabu, 13 November 2013

Model Belajar Mengajar Kreatif

Banyak model yang telah dikembangkan unutk melandasi kurikulum anak berbakat. Beberapa dari model tersebut khusus dirancang untuk anak berbakat.

Beberapa pertimbangan mengapa model-model pembelajaran perlu dipilih :

Setiap model membangun keterampilan yang penting bagi anak berbakat dan meningkatkan kemampuan siswa untuk mencapai sasaran belajar.

Model-model tersebut dapat digunakan siswa dengan kemampuan yang beragam seperti di dalam kelas biasa,sehinga anak berbakat tidak terpisah dari siswa lainnya.

Model-model tersebut mudah digunakan,mudah dipahami,dan mudah diterapkan di dalam kurikulum.

Kreativitas siswa dapat berkembang dengan model-model pembelajaran yang ditetapkan.

Berikut adalah model belajar mengajar kreatif :

Taksonomi Bloom tentang Sasaran Pendidikan Ranah kognitif : Memungkinkan peningkatan berfikir kreatif melalui proses sintesis. Taksonomi ini memiliki enam tingkat perilaku kognitif yaitu pengetahuan (kemampuan siswa untuk mengingat),pemahaman(kemampan untuk mengingat dan menggunakan informasi),penerapan(menggunakan informasi dengan cara baru),analisis(kemampuan untuk memisah-misahkan suatu bahan menjadi komponen-komponen untuk melihat hubungan dari bagian-bagian dan kesesuaiannya),sintesis (kemampuan untuk menggabung bagian-bagian menjadi keseluruhan yang baru,dan evaluasi(kemampuan membuat pertimbangan atau penilaian untuk membuat keputusan atas dasar internal.

Model Struktur Intelek dari Guilford : Melalui kategori berfikir divergen, aspek-aspek seperti kelancaran,kelenturan,orisinalitas,dan elaborasi dalam berpikir dapat dilatih. Karena dalam berpikir divergen siswa bebas melepaskan pikirannya untuk semua hal yang terbuka,tidak dibatasi.

Model Talenta Berganda dari Taylor : Terutama bidang kreatif-produktif dapat mengembangkan keterampilan berfikir kreatif.

Model Treffinger untuk Mendorong Belajar Kreatif : Dalam model ini ada tingkatan model yang digunakan. Model tingakatan tersebut mulai dari yang relatif sederhana (Tingkat I yang memperkenalkan teknik-teknik kreatif dasar) sampai dengan yang majemuk (Tingkat III dimana siswa bekerja dengan masalah nyata) unutk belajar kreatif.

Model Enrichment Triad dari Renzulli : Model ini memberi kesempatan pengalaman pengayaan, dan khususnya tingkat III ( Menyelidiki masalah nyata) merupakan tantangan bagi siswa berbakat, namun ketiga tipe pengayaan ini dapat memupuk kreativitas.

Model William tentang Perilaku Kognitif-Afektif dari Krathwohl : Model ini menekankan pentingnya mengembangkan sistem nilai pada semua siswa dan khusunya siswa berbakat yang mendasari perilaku siswa secara konsisten. Hal ini penting untuk membantu mereka mewujudkan kreativitas yang konstruktif dan tidak yang destruktif.

Model Pendidikan Integratif dari Clark : model ini mengajukan konsep yang terpadu tentang kreativitas yang memerlukan perpaduan antara fungsi berpikir,perasaan,pengindraan,dan firasat (Intuuisi)

Kurikulum Berdiferensiasi Untuk Siswa Berbakat

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum berdiferensiasi adalah kurikulum yang dirancang untuk anak berbakat untuk memberi pengalaman pendidikan yang disesuaikan dengan minat dan kemampuan intelektual siswa. Satu hal yang perlu diingat adalah keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan belajar terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil.

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan mengenai kurikulum yang dapat dideferensiasikan untuk siswa berbakat :

Materi yang dipercepat atau lebih maju

Pemahaman yang lebih majemuk dari generalisasi, asas, teori,dan struktur dari bidang materi

Bekerja dengan konsep dan proses pemikiran yang abstrak

Tingkat dan jenis sumber digunakan untuk memperoleh informasi dan keterampilan

Waktu belajar dan tugas rutin dapat dipercepat dan waktu untuk mendalami suatu topik atau bidang dapat lebih lama

Mencipta informasi dan/atau produk baru

Memindahkan pelajaran ke bidang-bidang yang lebih menantang
Pengembangan dari pertumbuhan pribadi dalam sikap,perasaan,dan apresiasi

Kamandirian dalam berfikir dan belajar.

Modifikasi Kurikulum

Modifikasi Konten Kurikulum : Guru menyiapkan materi yang lebih kompleks, menyiapkan bahan yang lebih canggih. Contoh : mengajukan pertanyaan yang menuntut siswa untuk berpikir abstrak.

Modifikasi Proses/Metode Pembelajaran : Menggunakan teknik pertanyaan tingkat tinggi,simulasi,buku-buku yang sesuai untuk anak berbakat,menggunakan mentor,dan pemecahan masalah masa depan.

Modifikasi Produk Belajar : siswa berbakat dapat menggunakan kemampuan mereka untuk mendalami topik dan menunjukkan kreativitas dan komitmaen dalam merancang produk-produk divergen berdasarkan pengalaman belajarnya. Anak berbakat dituntut untuk mampu mengembangkan produk dan skala yang lebih luas,kompleks,dan produk-produk yang dihasilkan berkaitan dengan kehidupan nyata.

Memilih modifikasi yang sesuai : melakukan setiap modifikasi yang ada guru dituntut untuk melakukan persiapan sebelelumnya agar modifikasi yang dibuat dapat berhasil. Guru yang bijak akan mulai dengan skala yang konservatif dan menanjak ke perubahan-perubahan setelah guru dan siswa menjadi biasa dengan prosedur yang baru.

Modifikasi Lingkungan Belajar :Lingkungan belajar sangat menentukan keberhasilan belajar. Lingkungan belajar harus memberikan kebebasan bagi siswa untuk belajar dan berfikir secara luas. Design lingkungan belajar yang memang menghargai proseas belajar yang ada.

Rencana Kurikuler : banyak cara yang dapat dilakukan dalam menyusun rencana kurikuler yang memungkinkan semua siswa memperoleh pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan mereka. Seperti : konten dapat dipercepat,dipadatkan,diperkaya dan diperluas.

Makna dari kurikulum Berdiferensiasi : Dengan mendiferensiasikan kurikulum siswa memperoleh pembelajaran yang bermakna yang memberi dampak terhadap perkembangan intelektual dan kesehatan emosional siswa.


Sabtu, 26 Oktober 2013

TESTIMONI UTS ONLINE - KREATIVITAS -

Ini adalah pengalaman UTS Online pertama kali yang saya pernah lakukan dan ini benar - benar memberikan kesan tersendiri bagi saya. Ada perasaan cemas (ketika belum mendapat respon atas jawaban yang saya sudah kirim ) dan ada perasaan senang ( mendapat feedback).Proses demi proses saya ikuti sampai saya mendapat Skor atas hasil kerja saya. Proses yang saya lakukan dalam UTS Online sesuai dengan teori proses kreatif menurut Wallas. Proses yang pertama saya lakukan adalah persiapan ( saya mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah soal no 1,2,dan 3 dengan mencari jawaban di buku kemudian menganalisanya, proses kedua yang saya lakukan adalah Inkubasi ( tahap dimana saya melupakan sejenak masalah soal-soal dengan melakukan aktivitas lain seperti bermain games,makan,ngobrol bareng teman,ngerjain tugas yang lain,dll), proses ketiga Iiluminasi (muncul insight untuk mengatasi masalah soal UTS) dan yang terakhir adalah Verifikasi ( tahap evaluasi dimana semua jawaban yang saya kerjakan di evaluasi oleh Ibu dan diberikanFeedback berupa skor ).

Empat proses yang disebutkan Wallas tersebut sangat sesuai dengan Metode UTS Online yang kita lakukan, proses demi prosesnya dapat saya rasakan terjadi ketika saya menjawab setiap soal yang ibu berikan. Proses ini juga didukung oleh kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif kami, dimana ada yang disebut kebebasan psikologis. Disni ibu memberikan kesempatan kepada kami untuk bebas mengekspresikan pikiran-pikiran kami mengenai soal-soal yang ibu berikan.

Dari pengalaman UTS Online ini juga saya merasa bahwa Ibu memberikan program belajar yang bergelar ( Ciri guru anak berbakat dalam Munandar 103 ) dimana ibu melaksanakan setiap programnya untuk UTS ini. Salah satunya seperti kemampuan untuk mengembangkan pemecahan masalah secara kreatif. UTS Online merupakan suatu program yang bagus untuk mengembangkan pemikiran kreatif anak dalam menghadapi masalah dan anak dapat melakukan teori proses yang disampaikan wallas dengan baik karena waktu yang diberikan untuk UTS Online ini juga lumayan lama (1 soal waktunya maks 24 jam).

Selain itu ada juga peran masyarakat tentunya . Dalam hal ini Pihak Kampus yang menyediakan “wify” untuk memudahkan mahasiswa khususnya saya dalam melaksanakan UTS Online .
https://mail.google.com/mail/u/0/images/cleardot.gif

                                                                          

Minggu, 20 Oktober 2013

LEARNING DISABILITIES

LEARNING DISABILITY

            Lebih dari 40 definisi membahas mengenai pengertian dari Learning Disability tetapi hanya beberapa definisi yang dapat diterima secara universal. Salah satu definisi yang disampaikan oleh Samuel Krik ( 1963 ) menganai Learning Disability, Menurutnya Learning Disability  seperti sesuatu yang tidak pasti karena variasi membingungkan dari label – label yang digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan kemampuan intelegensi yang relatif normal yang memiliki masalah dalam belajar. Secara umum Learning Disability adalah sebuah gangguan belajar yang dialami oleh seseorang yang bukan karena keterlambatan mental. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu sedangkan seseorang yang memiliki keterlambatan mental akan kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif secara luas.

Yang termasuk dalam Learning Disability adalah :

·        Minimally brain Injured ( Kerusakan Otak )

Tertuju kepada orang – orang yang menunjukkan perilaku tetapi perilakunya tersebut menujukkan seperti tidak adanya gangguan pada otak.
Contohnya : Hiperaktif, gangguan persepsi , dll.

·         A slow learner

Anak yang menunjukkan kinerja yang lambat sehingga dia hanya bisa pada satu/beberapa objek tidak dengan objek selanjutnya ( lain ) tetapi tes intelegensi
Menunjukkan bahwa kemampuan untuk belajarnya itu ada.

·         Dyslexia

Dyslexia merupakan ketidakmampuan membaca. Sehingga disebut juga sebagai gangguan yang hanya dalam waktu tertentu saja. Banyak anak yang juga mempunyai masalah dalam akademik yang lain seperti matematika.

·        Perceptual Disabled
Hanya ketidakmampuan dalam mempersepsikan suatu hal, masalah persepsi yang membingungkan anak dalam belajar.

THE FEDERAL DEFINITION

·        General ( Umum )
Istilah “ Specific Learning Disability ” adalah gangguan pada salah satu atau lebih proses dasar psikoloagis meliputi pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara, atau menulis yang dimanifestasikan pada diri sendiri dalam bentuk ketidaksempurnaan kemampuan dalam mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau perhitungan matematis.

·         Disorders Included
Yang termasuk dalam istilah ini meliputi kondisi :  masalah persepsi, kerusakan otak, disleksia, dan perkembangan aphasia.


·         Disorders Not Included
Yang tidak termasuk dalam istilah ini meliputi kondisi anak – anak yang memiliki masalah belajar yang disebabkan keterbatasan penglihataan, pendengaran ,motorik, retardasi mental, keterbelakangan budaya, lingkungan, dan masalah ekonomi (IDEA, Americants of 1997, Sec. 602 (26), p.13)

The Natioanal Joint Comittee on Learning Disabilities Definiton ( NJCLD )

NJCLD menganggap definisi alternatif perlu untuk menghadirkan definisi mereka sendiri mengenai learning disabilities karena ketidakpuasan dengan federal definision :

 1. Berdasarkan Proses Psikologis

Banyak printis awal dalam bidang gangguan belajar percaya proses penglihatan dan pendengaran informasi (berbeda dari masalah yang diidentifikasi seperti  buta atau tuli )  menjadi dasar penyebab masalah akademik seperti ketidakmampuan dalam membaca.  Kemudian mereka percaya bahwa melatih siswa dalam memproses kemampuan melihat dan mendengar akan membantu mereka menaklukkan masalah belajar yang mereka hadapi.
Para peneliti akhirnya menentukan bahwa latihan  persepsi dan persepsi motorik tidak menghasilkan manfaat bagi prestasi mambaca siswa ( Hallahan 1975 dan Hallahan & Crickshank 1973 ). Dalam reaksi terhadap pengadopsian  dari program pelatihan persepsi , NJCLD keberatan dengan uangkapan dasar proses psikologis ini.

2. Penghilangan sifat Instrinsik dari ketidakmampuan belajar

Federal definition tidak menyebutkan faktor – faktor penyebab tetapi NJCLD menganggap gangguan belajar terjadi karena disfungsi atau ketidakmampuan sistem saraf  dalam diri individu.

3. Kelalaian orang dewasa

NJCLD memberikan respon untuk menumbuhkan kesadaran bahwa gangguan \ ketidakmampuan belajar bukan hanya karena ketidakmampuan anak. Itu adalah sebuah kondisi sepanjang hidup.

4. Kelalaian dalam Self-Regulation dan masalah interaksi sosial

NJCLD memberikan respon untuk menumbuhkan kesadaran bahwa siswa dengan ketidakmampuan belajar sering mengalami kesulitan dalam Self- Regulation dan interaksi sosial.

5. Pancantuman istilah yang sulit untuk didefinisikan

NJCLD merasa bahwa Federal definition membingungkan karena pencantuman bahasanya seperti : Perceptual handicaps, dyslexia and minimal brain dysfunction yang sangat sulit untuk didefinisikan ( Hammill, Leigh, McNutt & Larsen, 1981 )

6. Kebingungan tentang kausal pengecualian

Federal definition mengecualikan masalah belajar yang terutama disebabkan oleh kondisi cacat  seperti keterbelakangan mental ( cacat intelektual ) . NJCLD lebih menekankan bahwa kemungkinana seseroang dengan kondisi ketidakmampuan yang lain seperti keterbelakangan mental  bisa juga memiliki ketidakmampuan belajar.

7. Mengeja

NJCLD merasa bahwa tidak perlu lagi menyinggung mengenai pengejaan karena mereka berfikir bahwa ejaan termasuk dalam menulis.

Dari tujuh kelemahan Federal definition , NJCLD kemudian membuat pengertian dari “ learning disabilities”.
Learning Disabilities adalah Istilah umum yang mengacu pada sebuah kelompok heterogen yang ditunjukkan oleh kesulitan yang signifikan dalam menerima dan mendengar, berbicara, membaca, menulis, menalar atau kemampuan matematika. Gangguan ini adalah  gangguan intrinsik individu yang diduga karena disfungsi sistem saraf  dan dapat terjadi di seluruh rentang kehidupan. Masalah dalam self-regulation, social perception dan interaksi sosial mungkin berwujud sebagai ganguan belajar tetapi gangguan itu tidak berasal dari diri mereka sendiri.

IDENTIFICATIION

Prosedur dalam mengidentifikasi gangguan belajar masih dalam tahap peralihan. Proses ini terus berkembang .Pada pada bagian ini kita membahas mengenai  Achievementability discrepancy yang merupakan pendekatan tradisional untuk mengidentifikasi ketidakmampuan belajar. Kemudian membahas mengenai Respon To Intervention (RTI) yang merupakan “ federally preferred” untuk mengidentifikasi gangguan belajar. Dikatakan federally preferred karena meskipun rendah kemungkinan untuk salah satu dari metode ini yang akan digunakan, pemerintah federal pasti mendukung penggunaan RTI. Contohnya hukum menegaskan bahwa negara tidak harus menggunakan perbedaan yang berat antar kemampuan intelektual dan prestasi. Dan secara khusus mensyaratkan bahwa negara mengizinkan penggunaan RTI.




ACHIEVEMENT – ABILITY DISCREPANCY

Anak yang terkadang atau sewaktu – waktu dapat mengalami kesulitan belajar tidak seharusnya diidentifikasi sebagai anak dengan  Learning Disabilities . Istilah ini sebaiknya hanya digunakan saat mengidentifikasi anak – anak dengan ketidakmampuan yang sesungguhnya,dimana menurut federal hal ini ditandai dengan kesenjangan antara prestasi dan kemampuan intelektual. Dengan kata lain, seorang anak yang mencapai jauh dibawah potensinya akan diidentifikasi sebagai learning disabled. Kemampuan intelektual kerap diukur lewat tes IQ dan standar prestasi. Learning disabilities itu sendiri dikarakteristikkan lewat perbedaan yang tidak terduga antara kemampuan umum dan prestasi.

Pemerintah federal diserahkan kepada masing – maing negara untuk memutuskan dengan tepat bagaimana mereka menentukan apakah seorang siswa memiliki perbedaan (kemampuan intelektual dan prestasi ) yang parah. Kebanyakan negara mengandalkan pada perbedaan IQ-prestasi yang merupakan perbandingan antara standar skor kecerdasan dan tes prestasi.banyak negara menggunakan rumus statistik untuk mengidentifikasi gangguan belajar, namun beberapa rumus  statistik yang digunakan tidak akurat (cacat) lagipun penggunaan secara statistik cukup mahal untuk diterapkan.
Selain masalah menggunakan rumus , beberapa pihak berwenang telah menolak menggunakan prestasi IQ. Beberapa pihak telah menunjukkan skor IQ siswa dengan gangguan belajar adalah meremehkan. Karena kinerja pada tes IQ tergantung pada kemampuan membaca pada batas tertentu saja ( mengesampingkan jenis lain dari ketidakmampuan belajar ). Dengan kata lain, siswa yang memiliki kemampuan yang rendah dalam membaca mempunyai kesulitan untuk memperluas kosa kata mereka dan belajar mengenai kata itu.sebagai hasilnya mereka mendapat skor yang rendah dibandingka skor rata-rata dari tes IQ,inilah salah satu contoh kecil yang menjadi ketidaksesuaian antara IQ dan Prestasi.

RESPONSE TO INTERVENTION OR RESPONSE TO TREATMENT (RTI)

Atas dasar kritik terhadap perbedaan IQ dan prestasi yang sebelumnya telah dijelaskan, peneliti mengusulkan alternatif untuk mengidentifikasi siswa dalam ketidakmampuannya yaitu RTI.
Tidak ada model yang diterima secara universal dari RTI tetapi ada tiga tingkatan instruksi yang digunakan sebagai instruksi .
Yang pertama adalah pengukuran harian langsung ( bukti langsung )berarti mengamati dan merekam setiap hari kinerja anak pada keahlian spesifik yang diajarkan sehingga kita bisa mendapat informasi mengenai kinerja anak – anak pada keterampilannya dibawah instruksi. Mereka yang tidak merespon positif pidah ke Tingkat kedua dimana mereka menerima instruksi beberapa kali dalam seminggu. Mereka terdiri dari kelompok kecil.kemudian jika mereka juga tidak merespon insrtuksi yang diberikan walaupun dalam kelompok kecil maka mereka dirujuk untuk evaluasi untuk mengikuti pendidikan khusus ( tingkat 3 ) .



TUGAS KELOMPOK KREATIVITAS

Nama Kelompok :   

-         Hagar Larencia    ( 12-066 )
-         Hillary Pakpahan ( 12-097 )

PSYLAMPTIVE

Latar Belakang 
      
        Saat ini tidak jarang lagi kalau di kota Medan terjadi pemadaman listrik. Dalam pembuatan produk ini ( Emergency lamp with Batt), kami terinspirasi dari teman kami. Dia adalah seorang anak kost dimana peraturan di kost mereka, tidak diperbolehkan menyalakan lilin apabila listrik padam, karena ibu kostnya takut kebakaran. Padahal, teman kami takut dengan kegelapan pada saat ingin tidur. Maka, untuk menghilangkan rasa takutnya dia hanya ditemani oleh lampu dari handphonenya. Padahal, lampu handphone itu tidak bisa hidup lama.

Kasus teman kami di atas sesuai dengan teori Problem Based Learning, dimana Problem Based Learning adalah metode pembelajaran yang menggunakan masalah untuk memicu pembelajaran, sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Tim PDPT UI, 2005; Widjayakusumah, 2005).
Dari kasus teman kami di atas, kami mencoba mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berupa hal – hal apa yang harus kami lakukan untuk menciptakan hasil kreativitas dalam membantu teman kami tersebut. Kami mencoba untuk melakukan proses kreativitas berdasarkan teori Wallas ( Munandar, hal 39 ) dimana prosesnya berupa persiapan, inkubasi, iluminasi, verifikasi.

Awalnya kami melakukan persiapan, kemudian kami melakukan tahapan inkubasi, kami mencoba mengalihkan masalah yang ada dengan melakukan aktivitas yang lain ( main fb, makan, dll ), dari peralihan itu kemudian kami mendapatkan sebuah “ Insight ” yaitu berupa konsep – konsep sehingga muncullah ide untuk membuat Emergency Lamp With Batt dengan nama Psylamptiv dan tahap akhir adalah Verifikasi yaitu kami menguji ide – ide yang kami dapatkan apakah ide kami itu dapat dibuat menjadi sebuah objek yang dapat dilihat dan dirasakan manfaatnya secara realita.
        Sesuai dengan teori yang disampaikan Selo Soemardjan dimana kemampuan kreativitas individu adalah suatu hal yang tidak bisa lepas dari pengaruh masyarakat yang mengelilinginya. Nah, disini kita bisa melihat ibu kost teman kami yang tidak memberikan izin menyalakan lilin ketika listrik padam adalah peran masyarakat yang secara tidak langsung ibu kost teman kami sudah memberikan insight kepada kami untuk membuat Emergency Lamp With Batt  ini.

        Dari penjelasan kami diatas, kami telah melakukan dua dari pendekatan 4P yaitu person dan press. 

        Person dalam hal ini adalah ketika kami dalam kelompok memang memiliki keinginan tersendiri untuk menolong teman kami dan kami yakin kami mampu untuk membuat Emergency Lamp With Batt tersebut. Yang menjadi pressnya adalah dosen pengampu yang memberikan tugas ini kepada kami. Yang menjadi prosesnya dapat dilihat sebagai berikut :

        Emergency Lamp With Batt ini kami buat dengan menggunakan energi baterai agar tidak perlu menggunakan listrik. Lampu ini terbuat dari kawat-kawat yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan yang diharapkan. Kelompok kami membuatnya dalam bentuk tabung. Kemudian setelah kawat dibentuk tabung, kami melapisi atau menutupinya dengan fiber. Setelah itu, kepala sendok akan ditempel di sekeliling fiber dengan beberapa celah disekitarnya (tidak tertutup semua ). Lampu ini dihiasi dengan kepala sendok karena akan membuatnya menjadi unik dan berbeda dengan lampu lainnya. Kemudia bohlamnya akan diletakkan di dalam atau tepat di tengah kawat-kawat tersebut. Lampu ini pun dapat dibuat sendiri karena cara pengerjaannya yang relatif mudah. Alat dan bahannya pun mudah didapatkan. 

        Dalam mempresentasikan produk ini, kami menggunakan konsep talkshow dan gambaran pembuatan produk ini akan ditampilkan dalam sebuah slide video yang diiringi lagu yang dinyanyikan sendiri oleh kelompok kami. Lagu yang digunakan adalah “Aku Pasti Bisa” by Citra Scholastika.

Alat dan Bahan 

Kawat Tipis dan kawat tebal
Lem tembak
Tang
Bohlam ( bebas warna )
Lakban
Fiber
Baterai
Kabel
Rumah baterai
Piloks ( bebas warna )
Sendok Plastik
Dan yang menjadi Produknya adalah ....................................... ( to be continued ) :)