LEARNING DISABILITY
Lebih dari 40 definisi membahas mengenai pengertian dari Learning Disability tetapi hanya
beberapa definisi yang dapat diterima secara universal. Salah satu definisi
yang disampaikan oleh Samuel Krik ( 1963 ) menganai Learning Disability,
Menurutnya Learning Disability seperti
sesuatu yang tidak pasti karena variasi membingungkan dari label – label yang
digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan kemampuan intelegensi yang
relatif normal yang memiliki masalah dalam belajar. Secara umum Learning Disability adalah sebuah
gangguan belajar yang dialami oleh seseorang yang bukan karena keterlambatan
mental. Gangguan belajar hanya mempengaruhi fungsi tertentu sedangkan seseorang
yang memiliki keterlambatan mental akan kesulitan mempengaruhi fungsi kognitif
secara luas.
Yang termasuk dalam Learning Disability adalah :
· Minimally brain Injured ( Kerusakan Otak
)
Tertuju
kepada orang – orang yang menunjukkan perilaku tetapi perilakunya tersebut
menujukkan seperti tidak adanya gangguan pada otak.
Contohnya
: Hiperaktif, gangguan persepsi , dll.
·
A slow learner
Anak
yang menunjukkan kinerja yang lambat sehingga dia hanya bisa pada satu/beberapa
objek tidak dengan objek selanjutnya ( lain ) tetapi tes intelegensi
Menunjukkan
bahwa kemampuan untuk belajarnya itu ada.
·
Dyslexia
Dyslexia
merupakan ketidakmampuan membaca. Sehingga disebut juga sebagai gangguan yang
hanya dalam waktu tertentu saja. Banyak anak yang juga mempunyai masalah dalam
akademik yang lain seperti matematika.
· Perceptual Disabled
Hanya
ketidakmampuan dalam mempersepsikan suatu hal, masalah persepsi yang
membingungkan anak dalam belajar.
THE FEDERAL DEFINITION
· General ( Umum )
Istilah
“ Specific Learning Disability ”
adalah gangguan pada salah satu atau lebih proses dasar psikoloagis meliputi
pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara, atau menulis yang dimanifestasikan
pada diri sendiri dalam bentuk ketidaksempurnaan kemampuan dalam mendengar,
berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau perhitungan matematis.
·
Disorders Included
Yang
termasuk dalam istilah ini meliputi kondisi :
masalah persepsi, kerusakan otak, disleksia, dan perkembangan aphasia.
·
Disorders Not Included
Yang
tidak termasuk dalam istilah ini meliputi kondisi anak – anak yang memiliki
masalah belajar yang disebabkan keterbatasan penglihataan, pendengaran
,motorik, retardasi mental, keterbelakangan budaya, lingkungan, dan masalah
ekonomi (IDEA, Americants of 1997, Sec. 602 (26), p.13)
The Natioanal Joint Comittee on Learning
Disabilities Definiton ( NJCLD )
NJCLD menganggap definisi alternatif perlu untuk
menghadirkan definisi mereka sendiri mengenai learning disabilities karena ketidakpuasan dengan federal definision :
1.
Berdasarkan Proses Psikologis
Banyak printis awal dalam bidang gangguan belajar percaya
proses penglihatan dan pendengaran informasi (berbeda dari masalah yang
diidentifikasi seperti buta atau tuli ) menjadi dasar penyebab masalah akademik
seperti ketidakmampuan dalam membaca. Kemudian
mereka percaya bahwa melatih siswa dalam memproses kemampuan melihat dan
mendengar akan membantu mereka menaklukkan masalah belajar yang mereka hadapi.
Para peneliti akhirnya menentukan bahwa latihan persepsi dan persepsi motorik tidak
menghasilkan manfaat bagi prestasi mambaca siswa ( Hallahan 1975 dan Hallahan
& Crickshank 1973 ). Dalam reaksi terhadap pengadopsian dari program pelatihan persepsi , NJCLD
keberatan dengan uangkapan dasar proses psikologis ini.
2. Penghilangan sifat Instrinsik dari ketidakmampuan
belajar
Federal
definition tidak menyebutkan faktor – faktor
penyebab tetapi NJCLD menganggap gangguan belajar terjadi karena disfungsi atau
ketidakmampuan sistem saraf dalam diri
individu.
3. Kelalaian orang dewasa
NJCLD memberikan respon untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa gangguan \ ketidakmampuan belajar bukan hanya karena ketidakmampuan anak.
Itu adalah sebuah kondisi sepanjang hidup.
4. Kelalaian dalam Self-Regulation dan masalah interaksi sosial
NJCLD memberikan respon untuk menumbuhkan kesadaran
bahwa siswa dengan ketidakmampuan belajar sering mengalami kesulitan dalam Self- Regulation dan interaksi sosial.
5. Pancantuman istilah yang sulit untuk
didefinisikan
NJCLD merasa bahwa Federal definition membingungkan karena pencantuman bahasanya
seperti : Perceptual handicaps, dyslexia and minimal brain dysfunction yang sangat sulit untuk didefinisikan (
Hammill, Leigh, McNutt & Larsen, 1981 )
6. Kebingungan tentang kausal pengecualian
Federal
definition mengecualikan masalah belajar yang
terutama disebabkan oleh kondisi cacat
seperti keterbelakangan mental ( cacat intelektual ) . NJCLD lebih
menekankan bahwa kemungkinana seseroang dengan kondisi ketidakmampuan yang lain
seperti keterbelakangan mental bisa juga
memiliki ketidakmampuan belajar.
7. Mengeja
NJCLD merasa bahwa tidak perlu lagi menyinggung
mengenai pengejaan karena mereka berfikir bahwa ejaan termasuk dalam menulis.
Dari tujuh kelemahan Federal definition , NJCLD kemudian membuat pengertian dari “
learning disabilities”.
Learning
Disabilities adalah Istilah umum yang mengacu pada
sebuah kelompok heterogen yang ditunjukkan oleh kesulitan yang signifikan dalam
menerima dan mendengar, berbicara, membaca, menulis, menalar atau kemampuan
matematika. Gangguan ini adalah gangguan
intrinsik individu yang diduga karena disfungsi sistem saraf dan dapat terjadi di seluruh rentang
kehidupan. Masalah dalam self-regulation, social perception dan interaksi
sosial mungkin berwujud sebagai ganguan belajar tetapi gangguan itu tidak
berasal dari diri mereka sendiri.
IDENTIFICATIION
Prosedur dalam mengidentifikasi gangguan belajar
masih dalam tahap peralihan. Proses ini terus berkembang .Pada pada bagian ini
kita membahas mengenai Achievement – ability discrepancy yang merupakan pendekatan tradisional untuk
mengidentifikasi ketidakmampuan belajar. Kemudian membahas mengenai Respon To Intervention (RTI) yang
merupakan “ federally preferred” untuk mengidentifikasi gangguan belajar.
Dikatakan federally preferred karena meskipun rendah kemungkinan untuk salah
satu dari metode ini yang akan digunakan, pemerintah federal pasti mendukung
penggunaan RTI. Contohnya hukum menegaskan bahwa negara tidak harus menggunakan
perbedaan yang berat antar kemampuan intelektual dan prestasi. Dan secara
khusus mensyaratkan bahwa negara mengizinkan penggunaan RTI.
ACHIEVEMENT – ABILITY DISCREPANCY
Anak yang terkadang atau sewaktu – waktu dapat
mengalami kesulitan belajar tidak seharusnya diidentifikasi sebagai anak
dengan Learning Disabilities . Istilah ini sebaiknya hanya digunakan saat
mengidentifikasi anak – anak dengan ketidakmampuan yang sesungguhnya,dimana
menurut federal hal ini ditandai dengan kesenjangan antara prestasi dan
kemampuan intelektual. Dengan kata lain, seorang anak yang mencapai jauh
dibawah potensinya akan diidentifikasi sebagai learning disabled.
Kemampuan intelektual kerap diukur lewat tes IQ dan standar prestasi. Learning
disabilities itu sendiri dikarakteristikkan lewat perbedaan yang tidak terduga
antara kemampuan umum dan prestasi.
Pemerintah federal diserahkan kepada masing – maing
negara untuk memutuskan dengan tepat bagaimana mereka menentukan apakah seorang
siswa memiliki perbedaan (kemampuan intelektual dan prestasi ) yang parah.
Kebanyakan negara mengandalkan pada perbedaan IQ-prestasi yang merupakan
perbandingan antara standar skor kecerdasan dan tes prestasi.banyak negara
menggunakan rumus statistik untuk mengidentifikasi gangguan belajar, namun
beberapa rumus statistik yang digunakan
tidak akurat (cacat) lagipun penggunaan secara statistik cukup mahal untuk diterapkan.
Selain masalah menggunakan rumus , beberapa pihak
berwenang telah menolak menggunakan prestasi IQ. Beberapa pihak telah
menunjukkan skor IQ siswa dengan gangguan belajar adalah meremehkan. Karena
kinerja pada tes IQ tergantung pada kemampuan membaca pada batas tertentu saja
( mengesampingkan jenis lain dari ketidakmampuan belajar ). Dengan kata lain,
siswa yang memiliki kemampuan yang rendah dalam membaca mempunyai kesulitan
untuk memperluas kosa kata mereka dan belajar mengenai kata itu.sebagai hasilnya
mereka mendapat skor yang rendah dibandingka skor rata-rata dari tes IQ,inilah
salah satu contoh kecil yang menjadi ketidaksesuaian antara IQ dan Prestasi.
RESPONSE TO INTERVENTION OR RESPONSE TO TREATMENT
(RTI)
Atas dasar kritik terhadap perbedaan IQ dan prestasi
yang sebelumnya telah dijelaskan, peneliti mengusulkan alternatif untuk
mengidentifikasi siswa dalam ketidakmampuannya yaitu RTI.
Tidak ada model yang diterima secara universal dari
RTI tetapi ada tiga tingkatan instruksi yang digunakan sebagai instruksi .
Yang pertama adalah pengukuran harian langsung (
bukti langsung )berarti mengamati dan merekam setiap hari kinerja anak pada
keahlian spesifik yang diajarkan sehingga kita bisa mendapat informasi mengenai
kinerja anak – anak pada keterampilannya dibawah instruksi. Mereka yang tidak
merespon positif pidah ke Tingkat kedua dimana mereka menerima instruksi
beberapa kali dalam seminggu. Mereka terdiri dari kelompok kecil.kemudian jika
mereka juga tidak merespon insrtuksi yang diberikan walaupun dalam kelompok
kecil maka mereka dirujuk untuk evaluasi untuk mengikuti pendidikan khusus (
tingkat 3 ) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar