Pedagogi berasal dari kata paidafogeo (Yunani), paidos =anak, ago =
memimpin, pedagogis yaitu mamimpin anak. Dalam bahasa latin pedagogi artinya
mengajar anak, dan dalam bahasa inggris pedagogi adalah teori pengejaran. Dari pengertian
di atas pedagogi adalah pengajaran untuk anak-anak.
Asumsi
dan Proses Pedagogis
PEDAGOGI
|
|
Konsep Diri
|
Ketergantungan
|
Pengalaman
|
Tidak
berfokus pada pengalaman
|
Kesiapan
|
Tugas perkembangan : tekanan sosial
|
Perspektif waktu
|
Aplikasi ditunda
|
Orientasi untuk belajar
|
Berpusat pada substansi mata
pelajaran
|
Iklim belajar
|
Berorientas otoritas, resmi dan
kompetitif
|
Perencanaan
|
Oleh guru
|
Perumusan tujuan
|
Oleh guru
|
Desain
|
Logika materi pelajaran, unit konten
|
Kegiatan
|
Teknik pelayanan
|
Dengan proses pembelajaran yang
berpusat pada guru, ada karakteristik dan tampilan yang harus dimiliki oleh
seorang guru :
Karakteristik
Pribadi guru : kesatria, jujur, disiplin, penyayang,
integritas, antusias, motif bagus, dan memiliki komitmen.
Tampilan
guru di kelas : persiapan, terorganisasi, konsisten, mematuhi
etika kerja, kecepatan, memiliki sikap yang fleksibel, mampu membuat dialog
yang interaktif dan mampu memahami lingkungan belajar.
GURU disarankan berusaha untuk bisa menjadi seorang yang sempurna, karena
guru adalah sosok yang besar dan agung bagi seorang peserta didik. Yang perlu
diingat adalah setiap guru bukanlah seorang ahli pedagog atau seorang ahli
pedagog adalah guru, melainkan guru didasari oleh pedagogi itu sendiri.
Selain pengajaran
untuk anak-anak, ada juga pengajaran untuk orang dewasa. Pengajaran untuk orang
dewasa disebut Andragogi.
Perbedaan Pedagogi dan Andragogi
menurut Malcolms S. Knowles (1970) :
PEDAGOGI
|
ANDRAGOGI
|
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
|
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
|
Gaya belajar dependen
|
Gaya belajar independen
|
Tujuan ditentukan sebelumnya
|
Tujuan fleksibel
|
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan atau
kurang informasi
|
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman
untuk berkontribusi
|
Metode pelatihan pasif seperti metode kuliah/ceramah
|
Menggunakan metode pelatihan aktif
|
Guru
mengontrol waktu dan kecepatan
|
Pembelajar
mempengaruhi waktu dan kecepatan
|
Peserta
berkontribusi sedikit pengalaman
|
Keterlibatan
atau kontribusi peserta sangat penting
|
Belajar
berpusat pada isi atau pegetahuan teoritis
|
Belajar
terpusat pada masalah kehidupan nyata
|
Guru
sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh
|
Peserta
dianggap sebagai sumberdaya utama untuk ide-ide dan contoh
|
Dari
Pedagogi dan Andragogi Ke Heutatogi
Peserta didik yang mendapatkan seni mengajar pedagogi
maupun andragogi belum cukup jelas benar-benar belajar atas kesadaran sendiri. Peserta
didik yang benar-benar belajar karena kesadaran sendiri disebut Heutatogi.
Heutatogi
1.
Konsep diri yang menentukan seseorang
benar-benar belajar,
2.
Dibangun di atas teori Humanistik dan pendekatan
belajar
3.
Pembelajaran ditentukan secara mandiri oleh
pembelajar, dan
4.
Pelajar benar-benar bertanggung jawab atas apa
yang mereka pelajari dan kapan mereka belajar.
Jadi,
hautatogi merupakan perpanjangan konsep yang menggabungkan pembelajaran yang “diarahkan”
dan “pembelajaran mandiri” berbasis potensi dan kesadaran diri.
Seiring perkembangan teknologi, system pembelajaran
pedagogi atupun andragogi tidak lagi se kaku awal lahirnya andragogi dan
pedagogi. Seorang anak bisa saja melakukan andragogi dalam melakukan suatu
tugas yang diberikan begitu juga seorang yang dewasa dapat juga melakukan
pedagogi dalam pengerjaan tugasnya. Pendagogi dan andragogi lebih fleksibel
tetapi tidak lepas dari teori terdahulu yang menjadi landasan lahirnya teori
ini.
Kesimpulan : “ Andragogi dan pedagogi dalam
perbedaannya tidak perlu diperdebatkan, yang menjadi titik perhatian adalah
bagaimana melakukan revolusi berpikir untuk mengubah dunia dimana kita
menjalani kehidupan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar