Senin, 25 Februari 2013

BERANI GAGAL


                                                           




Apakah di antara kalian pernah mencoba mempelajari hal baru tapi merasa nggak bisa setelah berkali-kali mencoba dan merasa gagal?

Dalam setiap hal, mengalami kegagalan itu sesuatu yang wajar, apalagi  jika itu adalah kesempatan atau pengalaman pertama. Bagi sebagian orang tak terkecuali diriku, kegagalan mungkin merupakan sesuatu yang buruk. Namun dari kegagalan itu aku selalu mencoba untuk mencari sudut pandang yang berbeda dan mengambil nilai positifnya. Karena sebenarnya dari kegagalan itu kita akan banyak mendapatkan pelajaran berharga. Dengan mengalami kegagalan, kita dapat belajar lebih banyak. Dengan mengalami kegagalan, kita dilatih untuk lebih sabar dan lebih kuat. Jika kita termasuk orang cepat emosi dan menjadi kesal serta marah ketika gagal itu sangat wajar. Hampir setiap orang mengalaminya. Namun yang  terpenting adalah jangan memendam kekesalan dan amarah tersebut terlalu lama hingga akhirnya menjadi putus asa. Sebaliknya, jadikan amarah terhadap kegagalan tersebut sebagai kekuatan dan motivasi untuk berusaha lebih baik. Anggap kegagalan sebagai kesuksesan yang tertunda atau kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Sejarah pun membuktikan bahwa banyak orang yang sukses yang mengalami kegagalan.
Buatku sendiri, kegagalan adalah proses belajar. Ketika mengalami kegagalan, mungkin kita tidak dapat menyerap semua pelajaran yang kita terima dari kegagalan tersebut, namun tetap saja hal itu menjadi harta tak ternilai bagi kita. Kegagalan menjadi momen yang tepat dimana kita merenungkan kembali tujuan awal kita, melihat di sekeliling dan memutuskan alasan mengapa kita tidak boleh menyerah. Tantangan menghadapi kegagalan adalah bagaimana kita tidak menjadi kalang kabut dan terpuruk terlalu lama dengan kegagalan tersebut. Bisa jadi, dengan kegagalan, Tuhan mengingatkan kita bahwa kapasitas kita belum cukup untuk menerima kesuksesan. Barangkali Tuhan menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari.

Kita bisa mengibaratkan proses kegagalan mencapai kesuksesan seperti saat kita berlatih sepeda sewaktu masih kecil. Masih ingatkan di masa kecil kita mencoba untuk naik sepeda? Sebelum kita mahir mengendarainya, kita berulangkali jatuh, jatuh, jatuh dan jatuh lagi. Entah berapa kali kita terjatuh namun kita tetap bangkit kembali dan mencobanya lagi. Hingga akhirnya kita pun berhasil untuk mengendarainya. Meskipun kita terlebih dahulu harus mengalami jatuh berkali-kali dan lecet-lecet, namun pada akhirnya kita berhasil.  Ketika mengalami kegagalan dan bangun untuk mencoba lagi, mungkin kita mencoba untuk menggunakan cara lain agar kesalahan sebelumnya tidak terulang. Dengan kegigihan dan kemauan kuat untuk terus belajar, mencoba mengayuh lagi dan mencoba mempertahan supaya posisi sepeda stabil.

Tokoh yang bisa kita teladani adalah Thomas Alfa Edison . Ia mengalami kegagalan sebanyak 9.955 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.956 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bisakah kita membayangkan seandainya dia menyerah  pada percobaan yang ke 9.955? Terkadang kegagalan dan keberhasilan  batasnya sangat tipis. Banyak juga yang akhirnya memutuskan untuk berhenti, justru ketika sudah dekat dengan keberhasilan. Jadi, salah satu kunci keberhasilan tentu saja adalah jangan putus asa.

Tentu itu bukan hal yang mudah untuk kita jalani. kadang-kadang ketakutan kita terhadap hal yang baru terlihat lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Kita sering kali merasa takut gagal melakukan sesuatu hanya karena kita belum pernah mencobanya.dan ketika kita ingin melakukannya selalu terlintas dibenak kita "bagaimana kalau aku gagal ?". Padahal, kegagalan seharusnya tidak perlu kita takuti karena pada kenyataannya sukses dan gagal merupakan ‘’satu paket’’.

”If you want something you’ve never had, you must be willing to do something you’ve never done”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar