BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Mengajar merupakan seni dan ilmu
mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan
menggunakan media tertentu (Sudarwan,2013). Seni mengajar hanya terlihat ketika
interaksi pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang dilaksanakan
berada di bawah bimbingan guru. Guru adalah orang yang bertugas untuk mendidik
serta mengajar dalam mengembangkan kemampuan peserta didik baik secara formal
maupun nonformal.
Dalam proses pembelajaran, guru harus mampu berbicara
sederhana, berpengetahuan luas, menginspirasi agar siswa dapat memahami,
mengevaluasi, dan mengenali kebenaran. Yang menjadi kepentingan guru adalah
bagaimana siswanya dapat menjadi pembelajar yang baik. Guru berperan dalam
mendorong dan membangkitkan gairah baru siswa untuk membangun jembatan antara
apa yang mereka ketahui dan dapat lakukan, serta bagaimana mereka mampu menjadi
pembelajar yang kontinyu.
Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru
sebagai dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran, diantaranya bagaimana
pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam mengajar,
bagaimana sudut pandangnya sebagai guru dalam melihat peserta didik, apa
filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang digunakan guru dalam mengajar.
Dalam kesempatan ini, penulis
melakukan wawancara terhadap seorang guru Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) untuk
melihat pandangan guru terhadap pendidikan, motivasi yang mendasarinya dalam
mengajar Anak Berkebutuhan Khusus, bagaimana sudut pandangnya sebagai guru
dalam melihat peserta didik, apa filosofi dalam mengajar, dan pendekatan yang
digunakan guru dalam mengajar.
1.2.Tujuan
Tujuan dari
wawancara ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
berikut ini :
1.
Bagaimana pandangan
guru terhadap pendidikan?
2.
Apa motivasi yang
mendasarinya dalam mengajar?
3.
Bagaimana sudut pandang
guru dalam melihat peserta didik?
4.
Apa filosofi guru dalam
mengajar?
5.
Pendekatan seperti apa
yang digunakan guru dalam mengajar?
BAB 2
HASIL WAWANCARA
Wawancara dilakukan pada hari Kamis,
10 April 2014 bertempat di Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan. Waktu yang
digunakan sekitar 1 jam, yaitu dari pukul 20.45 sampai dengan pukul 21.38.
Berikut adalah hasil wawancara yang didapatkan.
2.1. Identitas Guru
Nama :
FN
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 22 Maret 1980
Alamat Rumah : Jln. Sei Asahan, Setia Budi, Medan.
Jabatan : Supervisor dan
Tenaga Pengajar
Pendidikan Terakhir : S1 Teknik Industri
Lama Mengajar : 7 Tahun
2.2. Jawaban untuk setiap pertanyaan
1.
Bagaimana
pandangan anda terhadap pendidikan?
Saya memandang pendidikan sebagai salah satu hal
penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupan begitu pula dengan pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang saya geluti sekarang. Pendidikan ABK sangat
bermanfaat untuk membantu anak menjadi seorang yang mandiri dalam menjalani
kebutuhan pribadinya seperti mampu membersihkan diri, BAB di tempat yang tepat,
makan sendiri, dll. Pendidikan ABK sangat berguna untuk anak agar tidak
selamanya bergantung dengan oranglain (orangtua) sehingga berdasarkan
pendidikan ini anak mampu mengatur perilakunya sendiri dalam berbagai situasi
dan anak dapat memfungsikan dirinya sendiri agar dapat memberikan peran yang
diinginkan masyarakat.
2.
Apa
motivasi yang mendasari anda dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus?
Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru.
Dilihat dari jurusan yang saya geluti di bangku perkuliahan sangat jauh
hubungannya dengan guru. Saya kuliah di jurusan teknik setelah saya lulus
sangat susah untuk saya mendapatkan pekerjaan. Kakak saya yang terlebih dahulu
mengajar di salah satu lembaga PABK menawarkan kerja untuk bergabung dengan
mereka disana. Karena saya belum mendapatkan pekerjaan saya menerima pekerjaan
tersebut. Belajar dari kakak saya adalah modal utama saya mengajar. Awalnya
sangat membosankan menjadi seorang guru ABK, ada perasaan takut dan tidak mampu,
namun seiring berjalannya waktu saya mencintai pekerjaan ini dan saya mencintai
anak-anak didalamnya. Atas dasar cinta dan kasih sayang inilah yang terus
memotivasi saya untuk menjadi seorang guru dan berjuang untuk memajukan
pendidikan ABK, yang menjadi reward
tersendiri buat saya adalah ketika saya mampu membatu anak yang tadinya tidak
bisa menjadi bisa. Contohnya dalam hal bertepuk tangan. Saya sangat bahagia
ketika seorang anak yang tadinya tidak bisa bertepuk tangan menjadi bisa. Kebahagian
orangtua melihat perubahan anaknya adalah hal yang juga mendorong saya untuk
membatu anak-anak ini, disamping itu keluarga saya khususnya kakak saya juga mendukung
saya.
3.
Bagaimana
sudut pandang anda sebagai guru dalam melihat peserta didik?
Saya memandang peserta didik seperti anak saya
sendiri, saya menyayangi mereka sehingga saya harus bertanggungjawab untuk
membantu mereka dalam setiap kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam
kesehariannya. Memang dibutuhkan kesabaran untuk bisa bertahan di kondisi ini
namun atas dasar tanggungjawab inilah saya harus membantu mereka dan tetap
bertahan disini. Motto saya disini adalah “beramal sambil cari uang” saya dapat
menolong anak-anak agar dapat hidup mandiri dan saya digaji oleh pimpinan.
4.
Apa
filosofi anda dalam mengajar?
Filosopi mengajar yang saya gunakan adalah mengajar
dengan belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang saya dapat dari seminar dan training yang disedikan sekolah,
kunjungan-kunjungan ke sekolah lain, membaca buku di perpustakaan yang
disediakan sekolah dan belajar dari kakak saya yang telah berpengalaman di
bidang pendidikan ABK. Saya harus memahami semuanya karena setiap anak memiliki
kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Sehingga saya harus memahami setiap
kondisinya.
6.
Pendekatan
seperti apa yang anda gunakan dalam mengajar?
Pendekatan
yang diterapkan untuk ABK jelas berbeda dengan pendidikan anak normal. Dalam
pendidikan ABK pendekatatan yang digunakan adalah belajar sambil bermain, dan
teknik ABA Lofas. Anak diberikan konsekuensi untuk setiap perilaku yang
ditunjukkannya. Konsekuensi yang diberikan berbeda untuk setiap anak-anak
tergantung pada apa yang anak butuhkan, inginkan, dan yang disukainya.
7.
Metode
apa saja yang digunakan dalam mengajar ?
Metode
yang digunakan tergantung kepada anak yang ditangani seperti apa dan apa yang
dibutuhkan anak tersebut. Berbeda anak berbeda metode dan strategi yang
diberikan. Ada yang menggunakan plaskat. Ketika diajarkan membaca ada yang membaca
dengan didikte dan ada yang membaca secara global. Jadi tergantung dengan
kebutuhan dan kesukaan anak.
8.
Bagaimana
cara anda memotivasi anak ?
Saya
pakai konsekuensi untuk memotivasi anak. Kalau anak berhasil menyelesaikan
tugasnya saya akan memberikan reward
namun ketika anak tidak berhasil saya tidak memberikan reward , tidak dibenarkan memberikan punishment. Contoh A suka dengan Doraemon, jika A berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik A mendapatkan stiker Doraemon namun ketika
tidak berhasil A tidak diberikan stiker Doraemon. Satu hal yang harus diingat
tidak boleh membandingkan anak yang satu dengan yang lain, saya rasa semua anak
tidak boleh dibandingkan.
9.
Evaluasi
seperti apa yang guru lakukan untuk anak ?
Berupa
laporan perkembangan anak setiap bulan seperi anak yang tadinya tidak dapat
mengancing bajunya menjadi bisa, dll, disini evaluasinya menggunakan tahapan
bukan skor yang harus dicapai anak. Di pendidikan ini tidak ada ujian semester
dan tidak ada ijazah karena anak adalah penyandang.
10.
Bagaimana
interkasi antara anak pada proses pembelajaran?
Dalam
hal berinteraksi ada beberapa tahapan yang dilalui anak seiring dengan
perkembangan yang ditunjukkan setiap harinya. Tahap pertama itu ada interaksi one by one, dalam proses pembelajaran
tentu tidak ada interaksi antara anak disini karena dalam proses
pembelajarannya terdiri dari satu orang guru dan anak, tahapan kedua masuk classical yang dalam proses pembelajaran
terdiri dari 3 anak, 1 guru, dan 1 shadow,
kemudian 4 orang anak, 1 guru, dan 1 shadow,
dst. Pada tahap ini memang terjadi interaksi antara satu anak dengan anak lain.
Karena salah satu tujuan pendidikan ini juga membantu anak dalam bersosialisasi
dan berperilaku dengan orang lain.
11.
Kesulitan-kesulitan
yang sering anda alami selama proses pembelajaran?
Kesulitan
pada awalnya banyak, namun sekarang sudah bisa diatasi karena saya sudah
mengenai anak yang satu dengan yang lain dengan baik. Kesulitan yang paling
terasa itu ketika anak tantrum namun
kalau sudah dekat dan kenal dengan anak saya bisa mengetahui dan saya bisa
mengatasinya.
12.
Media
apa saja yang digunakan ?
Oh
media banyak, ada plaskat (kartu), alat bermain, komputer (Tanya jawab sebagai
media komunikasi, berhitung, photoscape)
games di komputer hanya sebagai reward untuk
anak ketika bisa mengerjakan tugasnya, alat music (gitar,piano,dll). Dalam
penggunaan media didasarkan oleh bakat dan kebutuhan anak juga.
13.
Apakah
anda mengetahui seluruh nama anak?
Ya
jelas saya harus tau, dalam berkomunikasi saya harus menyebut nama anak.
Bagaimana saya bisa sayang mereka kalau saya tidak mengenal mereka. Intinya
mengetahui nama mereka dan menggunakan nama saat berkomunikasi itu penting.
14.
Selain
dari semua yang anda jelaskan, apalagi yang diperlukan untuk menjadi guru ABK?
Dalam
mengajar ABK kita harus kreatif, menciptakan lingkungan yang rame untuk anak
sehingga suasana menjadi hidup dan anak menjadi semangat. Dalam menyampaikan
materi juga guru harus jelas dan konkret. Contoh : Berlimbing
Saya
harus menunjukkan belimbing itu kepada anak, memperkenalkan warna belimbing
kuning, rasanya manis (anak disuruh merasakannya sendiri sehingga anak tau
manis itu seperti apa). Intinya Konkret jangan abstrak nanti anak bisa bingung.
Disini kita belajar hal-hal yang sederhana namun sangat bermanfaat dan sangat
sulit untuk dijalankan oleh Anak Berkebutuhan Khusus.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Seni dan Ilmu Mengajar
Mengajar merupakan seni dan ilmu
mentransfromasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan
menggunakan media tertentu. Ilmu mengajar bisa dipelajari di mana pun dan kapan
pun, baik individual, kelompok, maupun dilembagakan. FN telah menjalankan
perannya sebagai pengajar yang mampu mentransformasikan bahan ajar kepada
peserta didiknya dengan menggunakan media tertentu. Seperti belajar mengedit
foto dengan menggunakan aplikasi komputer “Fhotoscape”.
FN yang perannya sebagai guru tidak didasari dengan ilmu guru yang dipelajari
sebelumnya, namun FN belajar mendapatkan ilmu mengajar tersebut dari kemaunnya
untuk membaca, bertanya kepada kakaknya, mengikuti seminar, dan training.
3.1.1. Sosok Guru yang Baik
1. Mengetahui
nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama
Sebagai seorang guru, FN harus mengingat nama anak
yang diajarnya karena dalam berkomunikasi menyebutkan nama sangat penting. FN
sebagai guru telah mengetahui nama-nama siswa dan memanggil mereka dengan nama.
2. Menerima
salam dari rekan dan siswanya secara menyenangkan
Membalas salam dan menerima salam dari rekan dan
siswa adalah salah satu feedback
dalam berkomunikasi. FN menerapkan ini dalam lingkungan sekolah maupun luar
sekolah.
3. Memainkan
peran yang berbeda pada suasana dan kepentingan yang berbeda
Seorang guru ABK ataupun guru normal harus mampu
menjadi seorang yang kreatif . FN mampu memainkan peran yang berbeda pada
suasana dan kepentingan yang berbeda. Contoh : Ketika mengajar anak Hiperkatif
FN berperilaku seperti apa, dsb.
4. Mengingat
sesuatu yang sebelumnya dikhawatirkan oleh siswa dan menanyakan tentang hal itu kepada siswanya sebelum
keluhan mereka muncul.
FN menyatakan seorang guru harus peka, siap siaga,
dan memang harus mengingat sesuatu yang mengkhawatirkan peserta didiknya. FN
telah mengenal peserta didiknya dengan baik sehingga FN mengingat apa-apa saja
yang dikawatirkan anak, dan disenangi
anak.
5. Menolak
tindakan sarkastik jika melucu atau berkelakar kepada rekan dan siswanya
Jelas diterapkan FN.
6. Tidak
pernah membiarkan ucapan siswa dan rekannya mengarah pada penghinaan
FN mengajarkan peserta didik agar berperilaku sesuai
dengan norma masyarakat, berusaha mengajarkan nilai-nilai yang dianut
masyarakat agar anak diterima di kehidupan bermasyarakat. FN mencegah adanya
ucapan siswa yang bermakna negatif (berupa penghinaan).
7. Menceritakan
kebenaran yang sebenarnya kepada siswa
Kejujuran dan kekongkritan adalah asupan utama yang
diberikan kepada Anak Berkebutuhan Khusus. Sehingga FN menerapkannya untuk
peserta didik.
1.
Confidence
FN sangat percaya diri bisa bertahan mengajar ABK
walau tidak mempunyai bekal di bidang itu.
2.
Patience
Anak yang menjadi objek pembelajaran FN adalah anak
yang memiliki keterbelakangan mental, anak yang memiliki gangguan. Kesabaran
adalah kunci utama yang dilimiki FN untuk tetap setia dan bersemangat membantu
anak tersebut, sabar dalam proses pembelajaran yang tidak segampang mengajar
anak normal.
3.
True
compassion for their students
Alasan FN bertahan dan memilih untuk tetap mengajar
ABK adalah karena kasih sayang terhadap anak sudah melekat dalam dirinya.
Sehingga kasih sayang sejati ini membuatnya tetap bersemanga mengajar.
4.
Understanding
Memiliki pemahaman yang benar tentang teknik
mengajar selalu disempurnakan FN dengan belajar, mengikuti seminar yang
berhunbungan dengan ABK, dll.
5.
The
ability to look at life in a different way and to explain a topic in a
different way
FN melakukan cara yang berbeda karena tuntutan tugas
memang mewajibkan FN untuk bisa memberikan pengajaran yang berbeda pada
masing-masing anak.
6.
Dedication
to excellence
Capaian yang baik dari peserta didik menjadi tujuan
FN. Membantu anak yang tidak bisa mengancing baju karena keterbelakangan mental
yang dialami adalah tanggung jawab FN untuk menolongnya.
7.
Unwavering
support
FN teguh dalam memberikan dukungan kepada peserta
didik sehingga FN menggunakan konsekuensi untuk memotivasi anak agar tetap
berjuang menyelesaikan tugasnya.
8.
Willingness
to help student achieve
Kesadaran untuk membantu siswa memang dirasakan FN,
namun untuk membuat jadwal tambahan kepada anak tidak FN lakukan, karena
kondisi ABK yang dalam pembelajarannya telah memiliki sekuen waktu yang telah
ditentukan.
9.
Pride
in student’s accomplishments
Prestasi anak adalah kebanggan bagi FN
10.
Passion
for life
Tidak ditemukan selama proses wawancara.
Sehingga dari 10 top kualitas guru terbaik FN
memiliki 9 dari 10 poin.
3.2. Mengajar, dan Ahli Pedagogi
Definisi
Mengajar bermakna tindakan seseorang
dalam memberi petunjuk atau menyampaikan informasi, pengalaman, pengetahuan,
dan sejenisnya kepada subjek didik tertentu agar mereka mengetahui dan
memahaminya sesuai dengan tujuan yang dikendaki. Elemen-elemen yang terkait dengan
kegiatan mengajar antara lain tujuan, bahan ajar, interaksi guru-siswa dengan
perekat kemampuan pengelolaan kelas dan evaluasi hasil belajar sebagai
produknya.
FN
sudah memenuhi elemen-elemen mengajar. Tujuan pengajaran adalah untuk membantu
anak agar bisa hidup mandiri (tidak bergantung kepada keluarga/orangtua) dan
dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum. Bahan
ajar yang digunakan salah satunya berupa media (komputer, alat musik, alat
bermain, objek nyata dari benda yang menjadi tema pembelajaran), interaksi
antara guru dan anak tentu terjalin ketika proses pembelajaran berlangsung baik
dalam kelas atau ruang bermain dan evaluasi dilakukan dengan melihat
perekambangan yang ditunjukkan oleh anak.
Menginspirasi Siswa
Kegiatan mengajar yang unggul
dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara
berkelanjutan, substansial, dan positif, terutama berkaitan dengan bagaimana
mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Seorang guru yang baik dipandang sebagai
salah satu energi yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap
terciptanya suasanan belajar siswa, termasuk meningkatkan minat siswa.
Konstribusi FN sangat memperngaruhi peserta didiknya dalam melaksanakan proses
pembelajaran. FN menginspirasi anak untuk bisa tetap termotivaasi dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Berdasarkan hasil kajian terhadap
referensi, guru dengan kemampuan mengajar yang unggul memiliki karakteristik
keahlian sebagai berikut:
1.
Keahlian
Pokok
a. Menguasi
materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar
b. Meneliti
dan mengembangkan pikiran-pikiran penting dan mengenai materi pelajaran khusus
c. Mendalamai
secara kontinyu mata pelajaran, menganalisis situasi dan cakupan materi
pelajaran, dan mengevaluasi kualitas
d. Mengikuti
perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkati dan pengembangan
intelektual bidang lain yang menunjang
e. Memiliki
minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan intelektual
Berdasarkan
hasil wawancara, kaakteeristik keahlian pokok yang dimililiki FN adalah sebagai
berikut :
a. Memiliki
pengetahuan tentang materi pelajaran secara menyeluruh yaitu pengetahuan
tentang apa yang harus dilakukan dan metode pembelajaran seperti apa yang tepat
digunakan dengan berbagai kondisi anak
b. Menguasai
materi lebih jauh dari sekedar yang tertuang dalam buku teks standar dengan
mencari sumber lain seperti buku yang tersedia di perpustakaan, mengikuti
seminar untuk menambah pengetahuan, dll.
c. Mengikuti
perkembangan secara teratur dalam mata pelajaran terkait dan pengembangan
intelektual bidang lain yang menunjang, lembaga yang menjadi tempat FN dalam
mengajar bukanlah sekolah yang berstandar kurikulum pemerintah jadi
perkembangannya disini seputar perkembangan materi yang berhubungan dengan
pendidikan ABK.
d. Memiliki
minat yang kuat dalam isu-isu yang lebih luas demi pengembangan inteltual. Niat
FN mengikuti seminar di luar sekolah adalah usaha FN untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam berperilaku dan menjamin kemandirian anak. FN tidak fokus
pada pengembangan intelektual melainkan pengembangan kemampuan anak untuk bisa
berfungsi dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
2.
Ahli
Pedagogi
a. Menetapkan
tujuan pembelajaran yang sesuai dan mampu mengkomunikasikannya dengan jelas.
Tujuan FN adalah membantu anak agar dapat hidup mandiri (tidak selalu
bergantung pada keluarga) dan anak dapat berperilaku sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di anggota masyarakat.
b. Menunjukkan
sikap positif dan kepercayaan terhadap siswa, serta secara kontinyu bekerja
untuk mengatasi kendala yang mungkin menghambat siswa. Mengajar ABK adalah
mengajar dengan terus memperhatikan perkembangan anak sekecil apapun secara
kontinyu agar perlakuan dan pengajaran yang diberikan sesuai dan bermanfaat
untuk pengembangan kehidupan anak.
c. Mengevaluasi
dan menilai siswa secara adil dan cepat. FN mengevaluasi dengan adil (sesuai
dengan perkembangan yang ditunjukkan anak secara nyata), menilai secara cepat
jarang digunakan karena ABK harus dinilai secara hati-hati karena
perubahan-perubahan yang ditunjukkan anak adalah perubaha yang memerlukan
ketelitian. Contoh : anak yang sudah di treatment agar mampu bertepuk tangan
namun ternyata anak belum mampu juga, FN tidak bisa menilai secara cepat bahwa
anak tersebut memang tidak bisa namun harus tetap menyelidi apa yang dirasakan
anak setiap harinya.
d. Mendorong
siswa berpikir dan memberdayakan diri untuk menemukan kreativitas mereka
sendiri. FN memberikan dampingan kepada anak untuk memberdayakan diri karena
kondisi anak membutuhkan perhatian khusus namun ketika anak sudah dianggap
mandiri, FN mengurangi pendampingan tetapi proses masi tetap di dalam
jangkauan. Dalam menemukan kreativitas ABK gurulah yang secara aktif atau
teliti melihat dan mengetahui kreativitas dan bakat anak sehingga guru dapat
mengembangkannya melalui media yang disediakan.
e. Memandu
siswa berhasil melalui eksplorasi proses pencahayaan masalah secara efektif dan
kritis, serta membantu siswa bergulat dengan ide-ide dan informasi yang mereka butuhkan
untuk mengembangkan pemahaman mereka senidiri. Hal ini bisa dilihat dalam
proses pembelajaran yang berlangsung.
f. Mempromosikan
penemua siswa, penemuan siswa berupa gambar, hasil editan foto dari aplikasi
komputer, karya musik yang dikerjakan dna diciptakan anak dipromosikan di
lingkungan bermasyarakat seperti Festival, perlombaan edit foto, dll.
g. Menunjukkan
rasa komitmen yang kuat bagi komunitas akademis di samping keberhasilan pribadi
salam kelas. FN memiliki komitmen yang kuat untuk membantu anak agar bisa
berperilaku yang sesuai dengan nilai dan norma.
h. Memberikan
umpan balik secara teratur, konstruktif, dan objektif untuk siswa dengan
memberikan konsekuensi secara konsisten. ABK adalah salah satu jenis anak yang
dalam proses kehidupan seharinya hidup dengan kegiatan rutin sehingga
kekonsistenan FN penting untuk memberikan kepastian perilaku yang ditunjukkan
anak. ketika anak dapat mengerjakan tugas, anak berhak mendapatkan reward yang disepakati dan aturan ini
relatif konsisten.
i.
Menemukan cara yang
unik dan kretif untuk menghubungkan siswa satu dengan ayng lainnya. Cara yang
kreatif adalah salah satu syararat yang FN lakukan untuk menarik fokus san
perhatian ABK. Cara yang kreatif bukan hanya diperlukan dalam berjalannya
proses pembelajaran, melainkan menghubungkan anak yang satu dengan yang lain
karena FN harus mampu membuat anak yang satu mengharga anak yang lain dengan
kondisi ketidaknormalan anak (kesulitan yang dialami anak).
BAB 4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara, kesimpulan
yang diperoleh penulis adalah bahwa motivasi mengajar yang terdapat pada FN
pada awalnya memang tidak berdasarkan
kemauannya karena menjadikan guru sebagai pilihan
terakhir untuk pekerjaan namun siring berjalannya waktu FN merasakan kebahagian
tersendiri ketika mengajar anak yang membuthkan perlakukan khusus seorang guru.
FN memandang siswanya seperti anak sendiri yang butuh didikan, pembinaan,
bantuan untuk anak yang tidak mampu menjalankan fungsunya secara utuh dalam
kehidupan bermasyarakat. FN memiliki tanggung jawab untuk membantu mereka agar
mampu mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadi.
Dalam pebelajaran yang dilakukan, FN
menggunakan pendekatan yang berpusat pada guru karena yang menjadi objek
pembelajaran adalah ABK yang memang dalam proses pembelajaran harus didampingi
secara intens. Pembelajaran yang dilakukan memenuhi semua elemen-elemen
pembelajaran antara lain, tujuan, bahan ajar, interaksi guru dengan siswa
dengan perekat kemampuan pengolahan kelas dan evaluasi hasil belajar yang
berdasarkan kemampuan anak secara individu dalam kemampuannya untuk naik dari
level 1 ke 2, dst. Seperti one by one ke classical, dst.
FN tergolong baik dalam kinerjanya
sebagai seorang guru sebab FN memiliki sebagian besar karakteristik guru yang
memiliki kualitas yang baik. FN adalah seorang guru yang menetapkan prinsip
pedagogi dalam pengajarannya.
BAB
5
SARAN
1. Sebelum
melakukan wawancara, tentukan terlebih dahulu teori apa yang hendak digunakan
sehingga info yang didapat dari wawancara singkron dengan landasan teori yang
digunakan dan pewawancara mengetahui apa yang hendak digali dalam wawancara
yang dilakukan.
2. Buatlah
pertanyaan terstruktur agar alur wawancaranya terstruktur juga.
3. Gunakan
Media perekam apabila mengalami kesulitan dalam menulis.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim,
Sudarwan. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutatogi. Bandung: Alfabeta