Apakah di antara kalian pernah mencoba mempelajari hal baru tapi merasa nggak bisa setelah berkali-kali mencoba dan merasa gagal?
Dalam setiap hal, mengalami kegagalan itu sesuatu yang
wajar, apalagi jika itu adalah kesempatan atau pengalaman pertama. Bagi
sebagian orang tak terkecuali diriku, kegagalan mungkin merupakan sesuatu yang
buruk. Namun dari kegagalan itu aku selalu mencoba untuk mencari sudut pandang
yang berbeda dan mengambil nilai positifnya. Karena sebenarnya dari kegagalan
itu kita akan banyak mendapatkan pelajaran berharga. Dengan mengalami
kegagalan, kita dapat belajar lebih banyak. Dengan mengalami kegagalan, kita
dilatih untuk lebih sabar dan lebih kuat. Jika kita termasuk orang cepat emosi
dan menjadi kesal serta marah ketika gagal itu sangat wajar. Hampir setiap
orang mengalaminya. Namun yang terpenting adalah jangan memendam
kekesalan dan amarah tersebut terlalu lama hingga akhirnya menjadi putus asa.
Sebaliknya, jadikan amarah terhadap kegagalan tersebut sebagai kekuatan dan
motivasi untuk berusaha lebih baik. Anggap kegagalan sebagai kesuksesan yang
tertunda atau kegagalan adalah awal dari kesuksesan. Sejarah pun membuktikan
bahwa banyak orang yang sukses yang mengalami kegagalan.
Buatku sendiri, kegagalan adalah proses belajar.
Ketika mengalami kegagalan, mungkin kita tidak dapat menyerap semua pelajaran
yang kita terima dari kegagalan tersebut, namun tetap saja hal itu menjadi
harta tak ternilai bagi kita. Kegagalan menjadi momen yang tepat dimana kita
merenungkan kembali tujuan awal kita, melihat di sekeliling dan memutuskan
alasan mengapa kita tidak boleh menyerah. Tantangan menghadapi kegagalan adalah
bagaimana kita tidak menjadi kalang kabut dan terpuruk terlalu lama dengan
kegagalan tersebut. Bisa jadi, dengan kegagalan, Tuhan mengingatkan kita bahwa
kapasitas kita belum cukup untuk menerima kesuksesan. Barangkali Tuhan
menunjukkan kepada kita bahwa masih banyak hal yang harus kita pelajari.
Kita bisa mengibaratkan proses kegagalan mencapai
kesuksesan seperti saat kita berlatih sepeda sewaktu masih kecil. Masih
ingatkan di masa kecil kita mencoba untuk naik sepeda? Sebelum kita mahir
mengendarainya, kita berulangkali jatuh, jatuh, jatuh dan jatuh lagi. Entah
berapa kali kita terjatuh namun kita tetap bangkit kembali dan mencobanya lagi.
Hingga akhirnya kita pun berhasil untuk mengendarainya. Meskipun kita terlebih
dahulu harus mengalami jatuh berkali-kali dan lecet-lecet, namun pada akhirnya
kita berhasil. Ketika mengalami kegagalan dan bangun untuk mencoba lagi, mungkin
kita mencoba untuk menggunakan cara lain agar kesalahan sebelumnya tidak
terulang. Dengan kegigihan dan kemauan kuat untuk terus belajar, mencoba
mengayuh lagi dan mencoba mempertahan supaya posisi sepeda stabil.
Tokoh yang bisa kita teladani adalah Thomas Alfa Edison . Ia mengalami kegagalan sebanyak 9.955 kali. Baru pada
percobaannya yang ke 9.956 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar
yang benar-benar menyala terang. Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami
kegagalan yang berulang-ulang. Bisakah kita membayangkan seandainya dia
menyerah pada percobaan yang ke 9.955? Terkadang kegagalan dan
keberhasilan batasnya sangat tipis. Banyak juga yang akhirnya memutuskan
untuk berhenti, justru ketika sudah dekat dengan keberhasilan. Jadi, salah satu
kunci keberhasilan tentu saja adalah jangan putus asa.
Tentu itu bukan hal yang mudah untuk kita jalani. kadang-kadang ketakutan kita terhadap hal
yang baru terlihat lebih besar daripada ukuran yang sebenarnya. Kita sering
kali merasa takut gagal melakukan sesuatu hanya karena kita belum pernah
mencobanya.dan ketika kita ingin melakukannya selalu terlintas dibenak kita "bagaimana kalau aku gagal ?". Padahal, kegagalan seharusnya tidak perlu kita takuti karena pada
kenyataannya sukses dan gagal merupakan ‘’satu paket’’.
”If you want something you’ve never had,
you must be willing to do something you’ve never done”